Mohon tunggu...
Rr Almeera Azalia K
Rr Almeera Azalia K Mohon Tunggu... Lainnya - Sekolah Islam Terpadu Auliya

Saya adalah pelajar kelas 11 jurusan IPS.

Selanjutnya

Tutup

Financial Pilihan

Daging Sapi = Makanan Mewah?

4 Agustus 2023   17:03 Diperbarui: 4 Agustus 2023   17:17 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Finansial. Sumber ilustrasi: PEXELS/Stevepb

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan sumber daya alam yang berlimpah, baik sumber daya alam hayati dan mineral. Peternakan salah satu potensi sumber daya alam hayati yang tersebar di berbagai wilayah. Provinsi yang menjadi penghasil daging sapi terbesar menurut Badan Pusat Statistik 2022 adalah Jawa Timur dengan volume produksi 110 991,2 ton. Namun sayangnya, lonjakan harga daging sapi sangat tinggi di waktu-waktu tertentu, misalnya bulan puasa Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Harga daging sapi saat menjelang Hari Raya Idul Fitri sebesar Rp. 137.300/kg, sedangkan menjelang Hari Raya Idul Adha harga sapi masih stabil di harga Rp.130.000/kg. Jika dibandingkan dari kedua perayaan agama yang ada, harga daging sapi hanya turun Rp.7000/kg. Sungguh menyedihkan jika melihat potensi peternakan daging sapi yang tinggi tetapi harga daging masih mahal.

Daging sapi kaya akan gizi karena mengandung protein yang sangat tinggi dan nutrisi yang diperlukan oleh tubuh.Tiga ons daging sapi menyediakan protein, seng, fosfor, zat besi, dan vitamin B kompleks (termasuk vitamin B12, niacin, vitamin B6, dan riboflavin. Organisasi untuk Kerja Sama dan Pembangunan Ekonomi (OECD) mencatat, rata-rata konsumsi daging sapi per kapita di dunia sebesar 6,4 kilogram (kg) pada 2021, namun konsumsi daging masyarakat Indonesia masih sangat rendah, hanya 2,66 kg/ per kapita per tahun. Hal ini berarti konsumsi daging di Indonesia masih di bawah rata-rata dunia dimana salah satu penyebabnya adalah faktor daya beli masyarakat yang rendah.

Data BPS tahun 2021 mencatat konsumsi daging sapi di Indonesia pada tahun 2021 sebesar 706.388 ton, akan tetapi daging yang dihasilkan hanya sebesar 436.704 ton. Oleh karena itu kemampuan produksi daging sapi hanya sebesar 1,3% sedangkan permintaan daging sapi naik sekitar 6,4%. Untuk menutupi kurangnya ketersediaan daging sapi, pemerintah melakukan impor daging sapi dari berbagai negara, Australia, India, Amerika Serikat dan Selandia Baru. 45% dari dari daging sapi impor didatangkan dari Australia. Mendatangkan sapi impor belum menyelesaikan masalah karena harga daging sapi masih tinggi.

Dampak kenaikan harga daging sapi berimbas kepada daya beli masyarakat serta alternatif pengganti daging sapi. Operasi pasar yang dilakukan pemerintah ternyata tidak memberikan dampak yang signifikan kepada kestabilan harga daging sapi yang dijual. Hanya kalangan tertentu yang dapat mengkonsumsi daging sapi sebagai bagian dari menu makanan yang disajikan di meja makan.

Melihat dari kekurangan produksi daging sapi yang ada dan pola lonjakan harga daging setiap tahunnya, serta kenaikan harga kebutuhan pokok yang lain yang semakin naik, maka semakin kecil peluangnya bagi masyarakat untuk mengkonsumsi daging sapi dalam kesehariannya, maka seharusnya pemerintah dapat memberdayakan daerah-daerah yang menjadi penghasil daging sapi terbesar seperti Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Sumatera Barat, Lampung, DKI Jakarta, Banten, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara dengan meningkatkan produksi sapi melalui memperbanyak tempat pembibitan sapi yang lebih banyak dalam mengantisipasi antisipasi kekurangan produksi daging sapi dan menjaga kestabilan harga daging sapi. Peran serta seluruh pihak, baik pemerintah maupun petani peternak harus sinergis. 

Bibit sapi menggunakan sapi lokal untuk menekan biaya, harga dan ketersediaan pakan yang stabil serta pembinaan dari instansi yang berwenang kepada peternak secara kontinyu. Peraturan yang mendukung usaha peternakan sapi potong juga harus dijalankan secara konsisten, misalkan bobot sapi yang sudah dapat dipotong serta mengantisipasi sapi gelonggong. Masih banyak peternak curang yang melakukan gelonggong ( memberikan minum secara paksa kepada hewan yang akan dipotong untuk meningkatkan berat badan) demi mendapatkan keuntungan yang besar.

Selain itu, pemerintah dapat juga melakukan pencarian sumber pangan protein sebagai pengganti daging sapi yang lebih murah namun bergizi. Daging kerbau merupakan salah satu alternatif pengganti daging sapi dimana harga daging kerbau lebih murah daripada daging sapi meskipun konsumen daging kerbau di Indonesia masih sedikit.  Daging kerbau tidak kalah dengan bergizinya dengan daging sapi. Beberapa keunggulan daging kerbau adalah harga lebih murah,kandungan protein lebih tinggi dan rendah lemak. Selain daging kerbau,sumber protein lainnya seperti ikan laut, budidaya ikan tawar, telur dan daging ayam. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun