Mohon tunggu...
Rahmi Rizqi
Rahmi Rizqi Mohon Tunggu... -

Filmmaker, penulis catatan harian, agak doyan typo, udah gitu aja.

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Propagandanya Cewek Maskulin

30 Oktober 2012   09:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   22:13 912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Banyak yang bilang, cewek anehlah, buat semaklah, berantakanlah, buat sepet matalah, gak ada bagus-bagusnya, kalau jalan ngangkang,terus kenapa? It’s my self.. masalah buatmu ? banyak orang yang ngakak ngejek atau jaga jarak first time ngeliat aku, gayaku, dankebiasaan-kebiasaanku yang lain, tapi buatku beda itu keren, aku bisa pergi jalan kaki selengekan masang muka cuek sesukaku, ada juga yang ngerasa ‘waw..keren’ tapi gak pernah seru kalo diajak ngobrol. (part yang ini terkesan curhat ya..) well, tapi sebenarnya aku bukan curhat, aku Cuma mau nyampein, bahwa cewek-cewek yang berpenampilan maskulin itu cendrung gak sekuat atau se”wow” yang orang lain fikir.

Belajar dari pengalaman, aku punya style maskulin dari orok mungkin, waktu kecil aku punya rambut yang cepak, waktu di pakein kerudung(buat lucu-lucuan) oleh orang tuaku, aku benar-benar mirip kaya bayi ngondek. Mukaku sangar memang tapi aku fotogenic waktu usiaku tiga tahun, orang mungkin mulai sadar waktu itu kalo aku perempuan, tapi waktu itu juga bundaku stress, aku gak suka didandanin kelewat cewek, kalo rambutku di ikat atau dikuncir dua ketika mau pergi sekolah, maka pas pulang sekolah ikatan-ikatan yang terkesan mengubah wajah menjadi cute itu lepas ku preteli, kadang-kadang sangkin aku aktifnya, hilang sebelah dari ikat rambut bermotif lucu-lucu itudan itu tanpakusadari. Ya , itu menyebabkan bundaku tersayangyang matanya sayu berubah, kalo di bayangin raut muka bundaku mirip sama goku (dragonball) wktu berubah jadi saint seiya, nyesal juga kalo ingat itu, ke’maskulin’anku makin menjadi waktu ayah mulai ngenalin aku sama pencak silat, dan mendukungku diekstrakurikuler sekolah seperti pramuka. Disisi lain dari maskulin itu aku berfikir, memang nyaman aku memiliki gaya seperti ini karena itu tentu bisa menutupi hampir seluruh kelemahan aku, aku yang takut ketinggian, aku yang takut kecepatan, aku yang takut ayam hitam, aku yang takut kesepian, aku yang takut mengambil keputusan, diantara semua ketakutanku itu hampir tertutupi dengan gaya dan jiwa maskulinku ini, walaupun fastphobia dan hiphobiaku belum hilang tapi setidaknya aku merasa 60% aku sudah mulai tidak takut sendiri lagi, 40% aku sudah berani mencoba meraih mauku dan sekarang 100% aku berani nangkap Ayam!!

Jadi tidak semua cewek maskulin itu kuat dan bisa tegar berdiri sendiri, justru mereka punya sisi rapuh yang benar-benar rapuh dan berusaha untuk mereka tutupi, bundaku pernah berkata “kuatlah karena sesuatu tapi jangan lemah karena sesuatu” dan ayahku pernah bilang “semua harus dicoba, biar gagal coba dulu, kalo belum dicoba kita gak pernah tau” tapi agak susah juga karena ada minyak kayu putih yang bilang “buat anak, jangan coba-coba” ini di balikin lagi sama abangku “jangan coba-coba buat anak” (intermezo).

Sekarang aku masih tetap tampil maskulin, masih tetap berlagak berani tapi ketika aku lihat sisi sekitarku aku punya teman yang tampil feminim tapi bisa bawa motor sport, aku punya teman yang centilnya bukan main tapi kekampus, naik offroad, aku punya adik yang bermata sayu dan centil tapi kalo diganggu bisa nampar, mereka mawar berduri sementara aku seperti kaktus...berduri diluar tapi dalamnya Cuma air. Tapi kalo harus menjadi feminimpun aku rasa aku gak siap. Buat perempuan-permpuan maskulin lain, ayo lihat dan intip pribadimu, lau temukan solusimu...

(kubuat untuk keluarga kecilku yang sukses KB Ayah, Bunda, Aku Dan Abangku..)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun