Mohon tunggu...
Miqdad Husein
Miqdad Husein Mohon Tunggu... Wiraswasta - Aktivis Keagamaan

Sangat menyukai joke-joke segar

Selanjutnya

Tutup

Analisis

Dilema PKS dan Nasib Anies

6 September 2023   21:20 Diperbarui: 6 September 2023   22:11 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Analisis Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

PKS belum menentukan sikap terkait Deklarasi Anies-Muhaimin. Pada saat deklarasi PKS tidak hadir. Sebuah tanda tanya besar. Sementara, Partai Demokrat telah angkat kaki. Nasib pasangan Anies-Muhaimin sebenarnya sedang menuju ketakpastian.

PKS saat ini berada dalam kondisi dilematis. Bagaimanapun kehadiran Muhaimin dengan PKBnya, paling tidak -akan menciptakan ketaknyamanan. Sudah menjadi rahasia umum massa pendukung PKS sejatinya berseberangan dengan massa pendukung PKB terutama kalangan Nahdiyin. Dalam keseharianpun PKS dan PKB, termasuk elitenya seperti air dan minyak; jarang menyatu.

Massa PKB yang mayoritas dari kalangan Nahdiyin memang dikenal kompromistis. Bisa tutup mata. Kalangan yang sering disebut kaum sarungan itu, relatif mudah diajak cincay karena memang menganggap politik is the game. Main-mainlah. Ngak terlalu serius. Tapi tetap, tak akan memilih Anies.

Bagaimana dengan PKS dan pendukungnya? Ini relatif sulit. Mereka terbiasa menganggap soal politik sangat serius, seakan ibadah penting. Bisa dibayangkan jika ibadah penting harus bersanding dengan yang selama ini dianggap berlawanan. Berat rasanya untuk menerimanya. 

Yang repot tentu saja Anies dan Nasdem, bila PKS angkat kaki. Pendukung dan pemilih Anies mayoritas kalangan kader PKS. Itu artinya, jika PKS hengkang, pemilih Anies, termasuk elektabilitasnya bisa terjun bebas. Sementara elektabilitas Muhaimin, tidak cukup menenangkan.

Nasdem dan PKB perlu intens merayu PKS. Asal PKS mendapat kompensasi untuk membeli BBM agar mesin politiknya berjalan, mungkin PKS akan berhitung ulang untuk keluar koalisi. 

Masalah tinggal posisi Anies. Jika PKS tetap di dalam karena mendapat gizi untuk jaringan misalnya, diyakini pendukung sulit diarahkan untuk memilih Anies. Mereka (PKS) bisa saja diam-diam tetap di dalam dan hanya memanfaatkan gizi dari Nasdem untuk kepentingan elektoral PKS. 

Sementara Anies, yang telah menggandeng Muhaimin, yang dari apapun bertolak belakang hanya dimanfaatkan sekedar meningkatkan efek elektoral pada PKS sendiri.  Tak akan ada lagi gairah dan semangat untuk kerja keras meraih dukungan untuk kepentingan Anies Baswedan. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun