Masyarakat Indonesia di Aksi 212 begitu bersemangat dan bergairah, termasuk dari berbagai pemberitaan media sosial. Ini memang saat itu obyektif terpanggil faktor ikatan keagamaan; bukan karena sosok seorang Rizieq Shihab. Sepenuhnya karena ikatan keagamaan.
Kedatangan mereka berbondong-bondong di Aksi 212 bukan ikatan personal pada Rizieq Shihab tetapi semangat memperjuangkan perlawanan ketika agama Islam dianggap dinista oleh seorang Ahok. Karena ikatan proporsional itulah mereka rasional dan merasa tidak ada urgensinya mengikuti Aksi 112 atas dasar pertimbangan proses hukum sudah berlangsung.
Aksi 112 dan proses hukum Ahok, selayaknya menjadi pembelajaran bagi siapun di negeri ini. Benar bahwa ikatan keagamaan mudah dijadikan “ikon” membangkitkan semangat serta mobilisasi massa. Namun ketika obyektivitas mulai kabur, ketika tampak sudah seperti dipaksakan, masyarakat Indonesia tak akan terpengaruh. Semoga.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H