Mohon tunggu...
Pendidikan Pilihan

Pondasi Pembangunan Masyarakat Pesisir

25 Januari 2019   11:10 Diperbarui: 25 Januari 2019   11:44 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia dengan luas wilayah 1.904.569 km2 dan memiliki garis pantai sepanjang 54.716 km. Menjadi sebuah keniscayaan bahwa Indonesia mempunyai potensi kelautan yang sangat besar. 

Pada dasarnya pemanfaatan sumberdaya kelautan yang ada di Indonesia merupakan kewajiban dari seluruh warga negara, namun karena keterbatasan geografis menjadikan masyarakat pesisir sebagai tumpuan yang diharapkan dapat mengelola sumberdaya kelautan yang ada.

Terkadang di Indonesia masyarakat pesisir masih sering dipandang sebelah mata oleh kalangan lainnya, hal ini disebabkan karena factor keterbatasan yang dimiliki oleh masyarakat pesisir seperti keterbatasan finansial, keterbatasan Pendidikan formal, dan keterbatasan lainnya. Menjadi lebih miris ketika mereka selalu merasa bahwa tidak pantas untuk mengenyam kehidupan yang lebih layak dan terus terjebak dalam stigma bahwa mereka akan terus berada pada titik yang rendah.

Masyarakat pesisir merupakan salah satu yang menjadi panutan saya dari beberapa aspek, aspek yang pertama yaitu ketangguhan. Belajar mengarungi lautan dari sejak kecil membuat mereka lebih mengetahui kemampuan diri dan memahami bagaimana bekerja dengan tepat dengan tenaga yang ada. Menjadikan mereka manusia yang tidak kenal kata Lelah dan terus berjuang untuk sesuatu yang diinginkan.

Aspek selanjutnya yaitu kecerdasan, memang tidak banyak masyarakat pesisir yang mengenyam Pendidikan tinggi, namun kecerdasan disini berupa ketekunan dan juga bagaimana mereka belajar dari sekolah yang telah ada yaitu kehidupan. 

Selanjutnya yaitu kepribadiannya, walaupun dikenal sebagai orang yang keras dalam pekerjaan tetapi masyarakat pesisir mempunyai caranya sendiri untuk menjaga keharmonisan dalam keluarga dan lingkungannya. Tak jarang rumah tangga masyarakat pesisir lebih erat dibandingkan dengan masyarakat yang berada di perkotaan.

Sayangnya dengan potensi sumberdaya manusia dan sumberdaya alam yang sangat bagus masyarakat pesisir belum bisa menjadi tonggak utama dalam membangun kemajuan di Indonesia. Perlu adanya gerakan khusus untuk meruntuhkan stigma buruk yang ada dan menanamkan kepercayaan bahwa masyarakat pesisir yang akan membangun Indonesia di masa mendatang.

Menurut saya perubahan ini membutuhkan beberapa tiang utama yang nantinya akan menjadi pondasi pembangunan masyarakat pesisir. Pertama ekonomi yang kuat. Tidak bisa dipungkiri bahwa pada zaman sekarang jika ekonomi suatu daerah/masyarakat kurang berkembang maka  peningkatan  mutunya pun tidak akan berkembang dengan baik. Dari aspek ekonomi diperlukan adanya perhatian khusus dari negara dan investor untuk mengembangkan perekonomian di daerah pesisir. Juga dapat memnfaatkan startup yang sudah bergerak untuk mendukung ekonomi pesisir seperti growpal.

Kedua yaitu perubahan mindset. Stigma yang terdapat di masyarakat pesisir terkadang belum terbuka sehingga mereka masih saja terjebak dalam keadaan yang biasa biasa saja. Perlu adanya brainstrorming di masyarakat yang menjadikan mereka lebih terbuka pemikirannya agar bisa bersaing ke luar daerah dan percaya diri dengan titel masyarakat pesisir.

Ketiga yaitu Pendidikan mumpuni. Keterbatasan Pendidikan di daerah pesisir menjadikan pertumbuhan daerah menurun. Penyebaran sekolah-sekolah yang belum merata mengakibatkan potensi yang dimiliki penduduk psisir belum tersalurkan pada tempatnya sehingga perlu adanya perhatiann dari negara dan juga dibutuhkan program kreatif dari lembaga untuk membangun Pendidikan di pesisir. Program yang bisa dimanfaatkan untuk membangun Pendidikan seperti 1000 guru, Indonesia mengajar, dan program volunteer lainnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun