Berbulan-bulan lamanya tidak menulis. Ah, bukan karena tidak ingin, tapi amputasi psikologis, penghianatan hidup, serta tercabik dalam sakarotul maut politik cinta, menyemai gulita yg menari-nari di balik tabir taman kedamaian.
Hilangnya keniscayaan, mendorong sesosok marjinal terperosok di lembah keresahan, merintih di tepian batu. Eh, ada udang di balik batu. Lalu ia bertanya kepadanya, "Hai udang, ada apa dengan diriku?" Si udang menjelaskan bahwa drinya hanyalah udang, bukanlah kepiting. Karena itu, Ia pun tersenyum melihat si udang becanda, tak lama kemudian wajahnya merona, akhirnya ia tertawa karena tak tahan.
Akhirnya ia pun menulis kembali. Terimakasih.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H