Mohon tunggu...
Nurlaely Miradina
Nurlaely Miradina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Universitas Pamulang

Konten kreator

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Legenda Asal Usul Nama Desa Banyumudal

4 Desember 2023   15:24 Diperbarui: 4 Desember 2023   15:30 505
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Desa Banyumudal merupakan salah satu desa dari 10 desa di Kecamatan Moga, Kabubapetn Pemalang. Desa Banyumudal merupakan desa terluas di Kecamatan Moga dengan luas wilayah 915 ha. Jarak ke ibu kota kecamatan terdekat adalah 5 km dengan lama jarak tempuh 15 Menit. Sedangkan jarak ke ibu kota kabupaten adalah 40 km dengan lama jarak tempuh 2 jam. dengan jumlah penduduk pada tahun 2021 sebanyak 17.878. Batas wilayah Desa Banyumudal Sebelah Utara, Desa Moga Kecamatan Moga. Sebelah Selatan, Desa Pulosari Kecamatan Pulosari. Sebelah Barat, Desa Sima Kecamatan Moga. Sebelah Timur, Desa Bulakan Kecamatan Belik. Setiap daerah memiliki sejarah dan latar belakang yang merupakan pencerminan dari karakter dan ciri khas dari daerah tersebut. Sejarah desa seringkali tertuang dalam dongeng-dongeng dari mulut ke mulut. Desa Banyumudal juga memiliki kisah yang melatarbelakangi berdirinya Desa Banyumudal.

Desa Banyumudal memiliki 5 dusun, 10 RW dan 83 RT. 5 dusun tersebut yaitu Krajan Barat, Krajan Timur, Sikucing, Simadu, dan Tumanggal. Berdasarkan data administrasi pemerintahan Desa Banyumudal tahun 2021, jumlah penduduk di Desa Banyumudal terdiri dari 4445 KK dengan jumlah total 15.161 jiwa, dengan rincian jenis kelamin laki-laki sebanyak 7.498 orang dan perempuan sebanyak 7.663 orang. Oleh karena itu, Desa Banyumudal memiliki potensi desa wisata yang cukup besar. Orbitasi Desa Banyumudal terletak di Ibukota Kecamatan Moga, 45 kilometer dari Ibukota Kabupaten Pemalang. Rute menuju Desa Banyumudal dapat dilalui dengan menggunakan sepeda motor, mobil, maupun bus pariwisata. Dengan waktu tempuh sekitar 40 menit dari ibukota Kabupaten Pemalang. Apabila kita memasuki Desa Bayumudal dari arah utara, maka kita akan langsung berjumpa dengan Terminal, Pasar dan Hotel/Penginapan yang terletak di Dusun Krajan Barat. Terminal Moga sudah sudah menyediakan trasnsportasi darat langsung baik antar desa, kecamatan, kabupaten, bahkan antar kota dalam provinsi. Apabila kita memasuki Desa Banyumudal dari arah Selatan, maka kita akan langsung disambut dengan hamparan kebun teh hijau nan asri.

Zaman dahulu ada sebuah tempat yang jauh dari pusat kota Pemalang. Di sana ada seorang wanita yang cantik dan baik hatinya bernama Rara Juminten. Rara Juminten selain baik hati dia juga santun dan suka menolong. Dia punya kelebihan, dia serba kecukupan dan tak pernah kekurangan air walaupun musim kemarau panjang. Pada suatu hari, datanglah beberapa warga desa ke tempat Rara Juminten. Dengan senang hati rara Juminten menerima kedatangan mereka. Seorang diantara mereka berkata, "Selamat siang Rara Juminten, tolong bantulah kami, pada musim kemarau seperti ini kami selalu kekurangan air bahkan akhirnya panen kami gagal karena kekeringan".

"Oh ya saudara-saudara, baiklah saya akan mencoba, namun saya tidak menjanjikan, manusia boleh berusaha, namun hanya Tuhan yang menentukan," kata Rara Juminten.

Kemudian Rara Juminten bersemedi selama 3 hari, dalam semedinya ia bertemu dengan Dewi Rantam Sari dan mengatakan, "Warga desa bisa memperoleh air dengan 3 syarat yaitu, dengan mengorbankan jejaka muda, menyediakan rujak polo, dan mengorbankan gadis yang masih suci."  Namun Rara Juminten menawarnya, "Bolehkah syarat itu kami ganti dengan kepala kerbau, bubur sum-sum, dan ayam yang masih dara".

"Ya, baiklah, laksanakan pada tempat yang telah ditentukan, dan jangan lupa sediakan minuman berupa kopi, teh, air kelapa, juga rokok serta kemenyan," kata Dewi Rantam Sari.

Lalu Rara Juminten dan warga mempersiapkan. Rara Juminten berkata "Kami mohon bapak-bapak membuat bambu yang runcing untuk menggranggang,".

"Baik Rara," kata mereka.

"Silahkan warga yang lain membawa perlengkapan sesaji dan mengikuti saya," kata Rara Juminten.

Mereka menuju ke suatu tempat dan memendam kepala kerbau lalu menancapi bambu di sekeliling sesaji. Setelah selesai, salah seorang dari mereka berkata, "Mari kita tinggalkan tempat ini," Rara Juminten hanya berdiam diri dan berharap supaya ada air yang muncul.

Rara Juminten dan warga mempersiapkan. Rara Juminten berkata "Kami mohon bapak-bapak membuat bambu yang runcing untuk menggranggang,".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun