Mohon tunggu...
minto widodo
minto widodo Mohon Tunggu... -

lagi belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Meteor Purba

26 Oktober 2013   23:44 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:59 46
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

rembulan mengendap
menyambut pekat
awan gelap yang pengap
mengamini naluri yang gagap

dingin membeku
tanpa rindu
hanya deru
perselisihan batu yang gagu

lalu sudut hatiku meremang
ketika cahayamu gamang
merentang
dadaku bergelinjang

cahayamu kirana
adalah meteor purba
menyala dalam hampa
membakar semesta rasa

rangkasbitung, sebelum november 2013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun