aku
adalah ulat
untuk suteramu yang kilat
yang kau pintal bersama waktu
disebalik tingkap remang itu
aku
adalah sutera
untuk kamamu yang bara
yang kau peram bersama dendam
ganti bersilih siang dan malam
aku
adalah bara
untuk tungkumu yang nyala
yang kau redam didasar ceruk
menanti ombak terpeluk teluk
dan kamu
hanya perlu menunggu
saatnya ulat menjadi kupukupu
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!