rasa yang merenda sisi sisi hati dengan deru secepat bumi
ketika kuyu yang biru mendera fantasi yang rapuh ini
seperti kelaras yang gugur dari ranting ranting jati
sering aku buta oleh cahayamu yang purnama
tajam melobangi retina dan pupil mata
ambisi sang jelata
kadang diammu adalah belati menyayat
membelah rusuk kiri dan menusuk belikat
menderas getah getah rindu yang melebihi sekarat
lalu malamku terlewat tanpa mimpi Arimbi yang nekat
tetapi kuning melatiku cahaya lilinku
dirimu begitu dekat sehingga kupeluk bau tubuhmu yang lekat
rekah bibirmu jaring laba laba pemerangkap lalat
dan aku selalu tak mampu berteduh ketika suaramu gerimis
aku bahkan tak mau berteduh
karena gerimis adalah ular yang berdesis
karena gerimis adalah irama yang romantis
karena gerimis adalah sihir Isis
yang mengobati luka dahaga
yang menyuburkan ladang ladang cinta
kemudian aku dan kamu lebur dalam hujan yang paling gerimis
berbagi desis
Rangkasbitung 22102013
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H