Mohon tunggu...
minto widodo
minto widodo Mohon Tunggu... -

lagi belajar

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kama

22 Oktober 2013   10:03 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:11 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

aku hanya ingin angin sampaikan ini padamu
rasa yang bahkan aku sendiri tak tau
makna yang sebenarnya. menggantung di langit langit jantungku

rasa yang merenda sisi sisi hati dengan deru secepat bumi
ketika kuyu yang biru mendera fantasi yang rapuh ini
seperti kelaras yang gugur dari ranting ranting jati

sering aku buta oleh cahayamu yang purnama
tajam melobangi retina dan pupil mata
ambisi sang jelata

kadang diammu adalah belati menyayat
membelah rusuk kiri dan menusuk belikat
menderas getah getah rindu yang melebihi sekarat

lalu malamku terlewat tanpa mimpi Arimbi yang nekat

tetapi kuning melatiku cahaya lilinku
dirimu begitu dekat sehingga kupeluk bau tubuhmu yang lekat
rekah bibirmu jaring laba laba pemerangkap lalat

dan aku selalu tak mampu berteduh ketika suaramu gerimis
aku bahkan tak mau berteduh
karena gerimis adalah ular yang berdesis
karena gerimis adalah irama yang romantis
karena gerimis adalah sihir Isis
yang mengobati luka dahaga
yang menyuburkan ladang ladang cinta

kemudian aku dan kamu lebur dalam hujan yang paling gerimis
berbagi desis

Rangkasbitung 22102013

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun