Dalam satu dekade terakhir, Tiongkok telah menjadi salah satu  negara dengan kekuatan ekonomi terbesar, oleh karena itu Tiongkok dianggap sebagai kekuatan besar di Asia bahkan dunia (shambaught, 2018). Setelah keberhasilan reformasi ekonomi yang dimulai pada era Deng Xiaoping, Tiongkok memasuki era baru yang dikenal dengan kebangkitan China (Rising of China).
Negara China telah dipandang sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi yang pesat dalam kurun waktu dua dekade terakhir. Ekspansi ekonomi China disejumlah kawasan melalui agenda kebijakan Belt and Road Initiative (BRI) menunjukkan bahwa negara itu mulai bergerak sebagai kekuatan baru (new emerging power) dan sekaligus menegaskan kebangkitan dalam kontestasi ekonomi politik global. Kebangkitan itusetidaknya dapat ditunjukkan dengan tiga faktor. Pertama, menjadi negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia dengan nilai mencapai $US 14 triliun.Â
Kedua, negara dengan GDP tertinggi (IMF, 2018). Ketiga, China merupakan eksportir terbesar dengan pencapaian hingga $US 2.26 miliar. Tingginya pendapatan China itu dinilai juga turut mendorong pergerakan ekonomi dunia (World Bank, 2018). (suharman,pramono, 2021)
The rise of China atau kebangkitan China merupakan istilah yang menjadi sorotan masyarakat internasional, Tiongkok berpotensi menjadi negara adidaya yang mampu menggantikan Amerika Serikat dalam bidang ekonomi, namun siapa sangka negara tersebut akan diperhitungkan.Â
Tiongkok mampu menggulingkan posisi Amerika di pasar internasional mengungkap bahwa pada 40 tahun lalu bahwa China adalah negara miskin dan terisolasi dari masyarakat internasional. Partai Komunis China, di bawah mantan pemimpin revolusioner Deng Xiaoping, melakukan reformasi besar-besaran pada tahun 1978, dan salah satu keberhasilannya adalah mendorong petani untuk menjual produk pertanian mereka  di pasar terbuka.Â
Pada tahun 1980, China membuktikan eksistensinya di dunia internasional dengan menjadi anggota International Monetary Fund (IMF), dan pada tahun 1986 menjadi General Agreement on Trade and Trade (GATT).
Tiongkok melihat dunia sebagai satu kesatuan yang utuh. Ungkapan yang selalu diyakini Tiongkok bahwa konsep negara mengarah pada konflik karena setiap negara memiliki kepentingan yang berbeda.Â
Menggunakan perspektif Tianxia, Tiongkok melihat dunia dari tingkat terbesar (top down), bukan dari tingkat negara bangsa. Konsep Tianxia menggambarkan kebangkitan China saat ini, China melihat dunia dari perspektif yang berbeda. Salah satu cara Tiongkok untuk bangkit adalah inisiatif Belt and Road, dengan tingkat pertumbuhan ekonomi  6,8% per tahun (2017), menjadikan China sebagai dunia baru sebuah kekuatan ekonomi, bahkan  ekonomi yang hampir sebesar negara adidaya Amerika.Â
Dengan pergantian kepemimpinan, China benar-benar maju pesat di bawah kepemimpinan Presiden Xi Jinping, bahkan akselerasi kebijakan ekonomi dan moneter mereka jauh lebih kuat. Xi Jinping mengimplementasikan gagasan Deng dengan merancang geostrategi yang menguntungkan  negara-negara sekitar China, menghidupkan kembali Jalur Sutera Baru sebagai kekuatan ekonomi dan kerja sama dalam keharmonisan China, yaitu dengan menciptakan Belt and Road Initiative (yidai yilu).
Pertumbuhan ekonomi China yang pesat setelah  reformasi ekonomi yang dipimpin oleh pemimpin Deng Xiao Ping telah menjadikan China pemain dominan dalam  perdagangan internasional dalam beberapa dekade terakhir. Implementasi BRI atau Belt and Road Initiative sebagai proyek mega  ekonomi internasional yang menghasilkan 30% produk domestik bruto dunia menyebabkan pertumbuhan di China yang menggantikan kekuatan saat ini yaitu Amerika Serikat.
Pada tahun 2018, hubungan antara Amerika Serikat dan Tiongkok tegang karena kebangkitan ekonomi Tiongkok. Pada 2018-2019,  pertumbuhan ekonomi China  dua kali lipat melebihi pertumbuhan ekonomi AS. Sebagai tanggapan, Presiden Donald Trump menggembar-gemborkan kebijakan proteksionis perdagangan kampanye 2016 "Make America Great Again" dan "America First," kebijakan ekonomi untuk memperketat perdagangan antar negara, seperti memberlakukan tarif impor. AS membatasi kuota barang  dari China.