Mohon tunggu...
Dian Minnie
Dian Minnie Mohon Tunggu... Administrasi - Dosen - Pengacara - Conten Creator - Coppy Writing - Bisnis Owner

Suka bepergian dan menikmati hidup

Selanjutnya

Tutup

Lyfe

Menikah Bukan Balap Lari, Jangan Asal Cepat

17 Mei 2016   15:59 Diperbarui: 17 Mei 2016   16:07 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memasuki usia yang "cukup" mungkin bagi kalian yang masih single, sempat terlintas di dalam hati untuk mendapatkan seorang pasangan yang bisa mendampingi di kala susah maupun senang dan bisa menjadi partner yang asyik dalam traveling atau pun sekadar “teman” di malam hari. Apalagi jika sebagian dari teman sudah banyak yang menikah bahkan sudah mempuyai satu atau dua anak.

Namun di balik semua itu akan ada setumpuk hal yang dapat membuatmu tidak bahagia ketika kamu bersama dengan “orang yang salah”, kenapa? Karena pernikahan paling ideal sekalipun tak akan pernah luput dari masalah, apalagi kalian yang hanya ingin sekadar “cepat menikah” dengan tidak mempedulikan “dengan siapa” kita menikah.

Beberapa fakta-fakta yang akan terjadi setelah pernikahan, menurut survei dan yang seharusnya difikirkan secara matang sebelum memutuskan cepat menikah:

1. Financial

Jika kalian memutuskan menikah cepat, lalu kalian berdua belum bekerja dan tidak punya penghasilan dari sebuah usaha, mau makan apa? Mengandalkan orang tua? Yang sudah punya penghasilanpun kadang tak cukup dikarenakan gaya hidup orang yang berbeda-beda, apalagi yang belum siap secara finasial. Kemudian jika nanti langsung dikaruniai seorang anak, mau dikasih makan apa? Cinta?

2. Rumah tangga bukan hanya sekadar “seks”

Jika motivasi pertama kalian untuk cepat menikah adalah karena seks, dengan alasan menghindari zina maka bersiaplah untuk gigit jari, karena seks tanpa kebutuhan sandang, pangan dan papan yang terpenuhi adalah “nothing” dan “impossible”

3. Kebiasaan pasangan

Sebelum menikah ada baiknya cari tahu kebiasaan pasangan anda terutama yang berkaitan dengan gaya hidup, bagi perempuan jangan coba-coba menikah dengan laki-laki tak berpenghasilan jika kebutuhan bulanan kalian setinggi langit bahkan untuk sekadar pergi ke salon, dan bagi laki-laki carilah wanita yang gaya hidupnya “sesuai” dengan penghasilanmu, ingat! jangan paksa anak perempuan orang lain untuk hidup sengsara dengan dirimu :)

4. Hubungan Keluarga

Sebelum memutuskan menikah pastikan kalau pasanganmu itu bukan laki-laki “anak mami” yang dalam mengambil keputusan selalu melibatkan mertua, mau jadi apa rumah tangga kalian jika setiap masalah yang ada dalam keluargamu masih “disetir” mertua yang pemikirannya penuh subjektifitas terhadap menantu perempuannya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun