Belum lama ini di media sosial ramai mengenai hastag ina election observer sos atau apa lah itu. Â Kemudian sehari setelah pemilihan umum muncul berita Web KPU sedang di hack, diretas, diserang makhluk gaib :D. Bahkan banyak yang mengaku muslim cyber army sedang berjihad menghalau serangan DDOS yang menyerang server KPU.
Sebenarnya Saya tidak ingin ikut-ikutan berkomentar, tapi melihat banyaknya hastag tersebut bermunculan di beranda media sosial Saya, jadi gatel juga untuk ikut menuliskan komentar.Â
Saya memang bukan ahli IT, tetapi meskipun begitu jelek-jelek begini Saya pernah belajar IT sampai lulus dari Universitas swasta terkemuka di Jawa Tengah yang terkenal dengan jurusan Ilmu Komputernya. Meskipun tidak pintar-pintar banget, Saya juga pernah kerja ngawasi dan jaga server. Deg-degan memang kalau pas banyak yang akses sedangkan bandwith tidak memadahi. Pas musim KRS an contohnya, o ya sekilas info saja, Saya pernah kerja di perguruan tinggi, ya sebagai pengawas server tadi bukan dosen, tapi entah kenapa banyak yang salah paham selalu mengira Saya dosen. (malah curhaat :D ) Pas musim KRS an selama 3 hari Saya hampir tidak tidur dan HP Saya dituntut ON 24 jam. Tiap Web nya tidak bisa diakses yang kena semprot pertama kali pasti Saya, tiap HP Saya bunyi, udah kayak kalau di chat gebetan aja deg-degannya minta ampum. (upss.... curhat lagi). Secara Saya bukan ahli IT dan kemampuan IT Saya standart tidak sebagus teman-teman Saya.
Web KPU yang tidak bisa diakses itu karena kelebihan beban pengunjung. Bayangkan orang se-Indonesia Raya semua mengakses web KPU dalam waktu bersamaan, jelas saja down. Website pemerintahan kan bandwithnya tidak seberapa. Jangan disamakan dengan google atau facebook.
Hastag ina election observer sos di facebook yang ramai di beranda dan ada yang menginstruksi viral kan. Saya cuma tersenyum saja melihatnya. Tidak hanya anak muda dan emak-emak lho, bahkan bapak-bapak pun ada yang ikut-ikutan memenuhi beranda dengan hastag tersebut. Fungsi hastag di facebook setahu Saya itu hanya sebagai pengelompokan pencarian, bukan sebagai indeks-ing postingan. Tidak ada trending topic di facebook. Kalau ingin mengejar trending topic mainannya di twitter atau instagram.
Gambar-gambar screenshoot yang beredar di facebook itu setahu Saya bukan hacking, siapa tahu itu instalan linux. Terus untuk yang akun nya sering kena suspend, akun di-suspend itu karena Anda bikin twit atau IG tanpa jeda. Oleh sistem dikira spamming. Bukan karena mainan hastag kemudian pertanda ada konspirasi dengan pemerintah.
Terlepas dari semua itu, Pemilu di Indonesia masih manual. Dulu Saya sempet kepikiran untuk bikin tesis tentang e-pemilu, tapi nanti malah lama dan tidak lulus-lulus makanya Saya urungkan :D :D :D (curhat lagi....) Website KPU bukan penentu siapa pemenangnya, tetapi hanya untuk trackinng data agar Kita bisa melihat hasilnya. Penentunya ya tukang inputnya itu. Tinggal tukang input atau bahasa kerennya operator nya itu BERINTEGRITAS atau gampang di SUAP. Tolong deh, yang tidak pernah merasakan jadi operator, penjaga server atau apalah jangan main menyalahkan. Jangan sampai Kita termakan dan ikut menyebarkan hoax. Sharing berita itu penting. Jika kurang paham terhadap suatu berita baiknya ditanyakan dahulu ke orang yang dianggap lebih tahu atau mencari tahu terlebih dahulu, kan ada  mbah google.
Daripada menyebar hastag call rusian muslim apalah itu panjang banget hastagnya, mending kita fokus ke perhitungan form C1. Kita sama-sama kawal. Kalau hasilnya beda silahkan protes pada tempatnya.
Sekian uneg-uneg dari Saya yang pernah bekerja sebagai penjaga server dan sebagai tukang input.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H