Selain itu, bukti kekaguman bangsa Eropa terhadap kapal raksasa Jung Jawa ini ditulis oleh Gaspar Correia, yang mencatat tentang pertemuan Alfonso Albuquerque dengan Jung Jawa di Selat Malaka pada abad ke 16. Menurut Gaspar, saking besarnya kapal Jung Jawa tidak mempan ketika ditembak meriam yang besar. Meriam tersebut hanya mampu menembus dua lapis papan dari empat lapis papan kapal.
Kapal ini mulai tidak eksis lagi semenjak Portugis mulai datang ke Nusantara. Ukurannya yang terlalu besar, dinilai tidak sesuai untuk bertempur dengan kapal Portugis yang lebih kecil dan gesit. Untuk itu, mulai masa tersebut, Jung Jawa mulai ditinggalkan dan beralih ke kapal yang lebih kecil.
Meski begitu, bukan berarti kita bisa melupakan ke besaran dan kemegahan Jung Jawa ini. Kita patut berbangga bahwa nenek moyang kita ternyata memiliki pengetahuan dan teknologi yang sudah ahli pada masanya, sehingga dapat membuat kapal yang bikin bangsa Eropa merasa minder.
Kita perlu terus mengingat sejarah bahwa dari dulu sampai kita adalah bangsa maritim yang kuat. Kejayaan Kerajaan Majapahit, terutama di armada lautnya memberi kita pembelajaran untuk selalu melindungi laut kita dari ancaman luar yang merusak. Untuk itu, yuk Sobat Minilemon kita terus jaga laut kita!
Jangan lewatkan keseruan dan info menarik lainnya dari para Minilemon di instagram @minilemon_id atau cek di website : minilemon.id ya!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H