Indonesia saja terdiri dari ribuan pulau, ditambah wilayah negara-negara seperti Malaysia, Singapura dan Filipina, tentu menjadi bukti kuat bahwa Kerajaan Majapahit memiliki armada laut yang kuat.
Armada laut yang kuat, pasti memiliki kapal yang kokoh dan megah. Yuk kenalan dengan kapal kebanggaan Majapahit dan Nusantara, bahkan dikagumi oleh Negara-Negara Eropa. Jung Jawa!
Jung = Jong artinya Kapal
Ternyata kecanggihan kapal Indonesia (atau dulunya Nusantara) jaman dahulu sudah terkenal sebelum teknologi pelayaran milik Eropa mulai berkembang. Terlebih wilayah Nusantara yang strategis sebagai sentral perdagangan di kawasan Asia Tenggara, mendorong aktivitas perairan untuk berkembang mengikuti arus perdagangan.
Mulai saat itu, kapal-kapal Nusantara mulai terkenal ke mancanegara. Catatan tertua mengenai kapal di Nusantara di tulis sekitar tahun 100 Masehi oleh Ptolemy, dengan Periplus Marae Erythraensis yang artinya catatan laut bagian luar. Ptolemny menyebutkan kapal Nusantara sebagai 'kolandiophonta' yang memiliki makna kapal dari Sumatera atau Jawa.
Kata Jung atau dikenal juga dengan istilah Djong, Jong atau Junk adalah nama dari kapal layar megah ini. Bahkan Hikayat Raja-Raja Pasai (buku yang menceritakan tentang Kerajaan dan silisilah Sultan Kerajaan Sumdera Pasai) menyebutkan bahwa Kerajaan Majapahit menggunakan Kapal Jung Jawa secara besar-besaran sebagai armada lautnya.
Buat Kapal Eropa Terlihat Mungil
Untuk mempertahankan wilayah yang sebagian besar meliputi perairan, armada Jung Jawa bisa mencapai 400 kapal dengan kapasitas angkut 500 sampai 1.000 orang. Karena bisa mengangkut sampai ribuan orang, Sobat Minilemon tahukah bahwa besarnya kapal ini bisa membuat kapal-kapal Eropa terlihat mungil?
Niccolo De Conti, seorang penjelajah asal Italia dalam tulisannya pada abad ke 15 menggambarkan bahwa Kapal Jung Jawa memiliki ukuran yang lebih besar dari kapal bangsa Portugis yang terbesar pada masa itu, yakni Flor De La Mar.
Jung Jawa ini panjangnya bisa mencapai 50 depa atau sekitar 80-100 meter untuk yang berkepasitas 800-1000 orang, dengan bobot mampu mencapai 2.000 ton dengan lima layar dan tiang. Bahkan menurut Kidung Panji Wijayakrama-Rangga Lawe yang disusun awal tahun 1334 M, menyebutkan terdapat Jong bertingkat sembilan yang bernama Jong Sasangawangunan yang digunakan pada saat peperangan Majapahit melawan Mongol pada 1293 M.