Tidak ada pikiran sebelumnya jika hari itu saya ditawarin gratis nomer cantik dari XL.
"Mbaknya mau tetap pakai nomer lama?"
"Iya. Mau nomer itu."
"Baik, tunggu sebentar. Ada biaya admin sebesar sepuluh ribu."
"Boleh. Siap."
"Mbaknya juga berhak mendapatkan nomer cantik gratis dari XL."
"Heh?" Saya melongo dong secara dapat sesuatu yang menggiurkan. Namun karena dasarnya saya setia dan malas ribet punya banyak nomer akhirnya dengan santai dan tanpa beban saya jawab, "enggak usah, Mas. Itu aja cukup."
"Nomer cantik lho, Mbak."
"Terima kasih." *Tahulah maksud saya ngucap terimakasih, masnya bilang saya cantik barusan*
XL biasa dan XL prioritas
Selesai itu, iya cuma beberapa menit saja enggak sampai sepuluh menit, masnya kasih penawaran lagi tentang XL prioritas dan segala manfaatnya. Iya memang pelayanan di XL center cepat, enggak perlu antri panjang, omong-omong. Â Saya mendengarkan dengan khusyuk karena saya merasa butuh semua info berkaitan dengan XL sebab saya pengguna setia XL.
"Bisa pasca bayar, Mbak. Jadi nanti bisa bayar tagihan pulsanya dibelakang. Kan nomer mbak sudah pernah lewat masa tenggang, nah kalau pakai pasca bayar enggak ada masa renggangnya."
"Lha Mas, nanti akunya pakai paket pulsa jadi berlebihan dong."
"Tenang Mbak, nanti ada laporan kok jika sudah mencapai batas yang ditetapkan. Mungkin bisa dicoba dulu. Nanti bisa kok dibalikin ke XL yang biasanya.
Hoh, saya mendapat pencerahan maha dahsyat.
Okey bener hari ini telah terjadi fenomena yang disebut 'generasi menunduk'. Di mana pun kapan pun pasti akan menemukan orang-orang yang (entah mengapa) pasti terlihat menunduk.
Saya mungkin saja salah satu orang yang pernah Anda temui sedang menunduk. Namun tahukah kalian kenapa saya sering menunduk dengan ponsel di tangan dan jemari yang tak henti berjoget? Saya sedang bekerja, saudara saudara.
Sebagai penulis, saya selalu melengkapi diri dengan alat tulis (yang kini bisa diwakilkan dengan ponsel). Ponsel bagi saya sangat penting pula pulsa. XL adalah teman yang jauh dari kata mengecewakan. Ia menemani saya jalan kemana pun saya pergi. Ke hutan, gunung, pantai, kota bahkan pedesaan. Dengan bantuan ponsel dan paket Internet, saya bisa mengecek email sesering mungkin. Berbalas komentar dengan teman teman dan pembaca buku saya.
Setiap ada revisi dari editor pasti masuk lewat email. Dan XL sebagai sinyal internet telah menjembatani saya dengan banyak pihak.
Semoga XL akan selalu jadi teman yang selalu menyenangkan seperti yang selama ini saya kenal.
Kalau pas lagi error, saya selalu berdoa semoga itu adalah proses untuk memberi tambahan pelayanan dan keamanan. Saya mah gitu selalu positif.