Oleh : Mf 0530
Perjalanan hidup ini ibarat sebuah roda kendaraan yang selalu berputar tanpa kita bisa menahannya, seperti halnya kehidupanku. Aku ingin bercerita bagaimana aku bisa melalui kehidupan ini dengan suka, duka dan intrik-intriknya.Kehidupan yang terkadang mempermainkan perasaanku. Aku juga tak tahu, apa yang aku inginkan ?
Aku mengenalmu tanpa sengaja atau sebuah kesengajaan ?Apakah dengan tujuan ataupun tanpa tujuan ?Jujur, aku belum bisa menemukan jawabannya !
Empat tahun yang lalu, tanpa sengaja kamu telah hadir dalam kehidupanku.Sejak mengenalmu, semua jadi berubah. Aku tahu ini sebuah hubungan yang terlarang, karena masing-masing kita sudah terikat tali perkawinan. Kenyataannya, hubungan ini tetap kita teruskan dengan satu tujuan yang belum bisa kutebak.Akhirnya kini kita terjebak dalam permainan yang kita buat bersama.
Sampai dengan tahun ketiga hubungan ini, aku dan kamu saling membutuhkan dalam urusan karier,bisnis dan mungkin urusan hati. Kita sering bertemu disaat memang diperlukan, disela kesibukan masing-masing. Hubungan kita semakin dekat tanpa seorang pun tahu.
Pada suatu hari, ketika aku sedang berada di kota lain untuk urusan bisnis, kamu meneleponku danmengatakan akan dipindahkan ke kota lain. Kamu tahu apa yang terjadi dengan hatiku? Perasaan sedih dan galau menyusup dalam kalbuku, seakan-akan separuh jiwaku hilang begitu saja.
Aku segera datang menemuimu. Tidak ada kata-kata yang mampu kita ucapkan, selain air mata dan pelukan, seolah-olah tak bisa dilepaskan. Inikah akhir dari perjalanan hubungan kita ? Ternyata tidak!
Walaupun kita terpisahkan oleh pulau, hubungan kita tetap berlanjut dan engkau masih tetap membimbingku dalam urusan karierku,bisnis dan hati kita. Hubungan jarak jauh ini tidak membuat hati kita semakin jauh, bahkan semakin mesra. Pada setiap kesempatan, kita pasti bertemu,entah kamu yang menemuiku atau aku yang mengunjungimu. Hingga tanpa aku tahu apa sebabnya, tiba-tiba secara sepihak kamu memutuskan semuanya. Kamu menghilang begitu saja, bagai angin lalu.Akhirnya aku tahu kalau hubungan kita tercium oleh istrimu.
Akupun tak dapat berbuat apa-apa walau hatiku menangis kerena kehilanganmu, namun aku yakin suatu saat nanti kita pasti bertemu, seperti yang pernah engkau ucapkan, “someday,sometimes,somewhere” kita akan bertemu.Kata-kata itu selalu kamu tuliskan saat engkau menghubungiku lewat bbm dengan symbol 3S.
Sejak kepergian kekasih gelapku, aku mulai menyadari kesalahanku dan kembali menata hidupku dengan keluarga yang aku sayangi. Tetapi, Sampai sejauh mana hal ini bisa kulakukan ? Mampukah aku melupakannya ?
Sembilan bulan setelah perpisahan itu, aku ditugaskan ke kotamu. Tanpa sengaja, kita bertemu disana.Inikah arti 3S itu? Kamu kembali hadir dalamkehidupanku,padahal aku sudah mencoba melupakanmu. Jiwaku goyah, batinku gundah gulana.Aku merasa diombang-ambingkan oleh sebuah permainan hidup, dan aku tak tahu akan berakhir kapan dan dimana?
Kita lakoni lagi sandiwara ini. Walau jarak berjauhan, kita masih saling kontak dan kerap kali bertemu.Ternyata roda waktu selalu mengarahkan kita untuk tetap saling bertemu. Anehnya, aku merasa sangat bergantung kepadamu. Kamu selalu saja bisa mencuri hatiku dengan membimbing aku dalam urusan bisnis.Aku benar-benar terjebak dalam situasi ini. Menjalin hubungan gelap denganmu sungguh sangatmengasikkan, sekaligus membuat hidupku semakin hidup. Inikah yang aku cari?
Memasuki tahun ke lima hubungan ini, aku mendengar khabar bahwa kamu sedang berada diposisi puncak kariermu. Sebuah jabatan penting baru saja bertengger dipundakmu. Bahagia rasanya aku mendengarnya. Sayangnya kebahagian itu tidak seutuhnya aku dapatkan, karena aku tidak dapat memilikimu.Kita tidak mungkin dapat bersatu, karena hubungan kita terlarang!
Suatu hari kamu menelponku dan mengajakku bertemu dikotamu. Lalu aku datang dengan perasaan bahagia.Kita pun bertemu di tempat biasa. Dengan rasa rindu yang terpendam, kamu memelukku dengan hangat. Ada perasaan bahagia terpancar dari wajahmu, tetapi saat itu aku merasa ada sesuatu aneh denganmu. Begitu banyak nasehat yang engkau sampaikan, dan ada satu kalimat yang kamu katakan, “dik, kamu harus menjadi wanita sukses dengan atau tanpa aku bersamamu.”
Aku terkesima, dan langsung berkata, “Mas ….. emangnya kamu mau kemana ? Seperti mau pergi jauh aja.”
Tanpa aku sadari,itulah kata-kata terakhir yang aku dengar dari bibirmu. Tiba-tiba aku mendengar kabar bahwa kamu telah meninggalkan dunia iniuntuk selama-lamanya. Berita ini bagaikan sebuah petir yang menghantam dadaku,yang membuatkuterasa sesak. Selama ini aku tidak menyadari kalau dirimu sakit.Kamu tak pernah mengatakannya. Penyakit kanker otaktelah merenggut nyawamu dan telah memisahkan kita untuk selama-lamanya.
Inilah akhir dari cerita kehidupanku dengannya. Dia yang akan selalu ada dalam hidupku. Kini aku hidup dengan suami dan anak – anakku yang sudah menjelang remaja. Bisnisku semakin meningkat dan membuka cabang di beberapa kota, termasuk di kota tempat pertemuan kami.
Jauh dalam lubuk hatiku berkata, “Terima kasih mas, sudah mewarnai hari-hariku dan membuat aku seperti sekarang ini. Walaupun ruang dan waktu memisahkan kita, namun dirimu selalu ada dihatiku selamanya.” Mengenalmu adalah anugrah terindah dan kepergianmu adalah inspirasiku,,,,
Februari 2014
Special For You “3S”
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H