Mohon tunggu...
dominggus malo
dominggus malo Mohon Tunggu... -

bodypacker man

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Budaya Impor Indonesia

21 Oktober 2010   16:03 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:13 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

BUDAYA IMPOR ARAB ATAU BARAT

Negara kita memiliki sejarah yang dikubur hidup hidup oleh para penerus kita, kita lupa akan budaya murni kita yang dilahirkan oleh Tanah Bumi Pertiwi kita sendiri, atau bahkan kita "bingung" akan jati diri Negara Indonesia yang tidak jelas arah dan tujuannya. seperti kita melihat dunia Indonesia layaknya  kanvas kosong yang menjadi rebutan pelukis Arab dan Barat, dengan dalil dalil misionary baik secara kultur Timur Tengah maupun Barat. Dan kita sendiripun yang dilahirkan dengan otak bodoh dan nafsu rakus akan kedudukan serta harta benda menjadi "alat" untuk mengangguhkan kekuasaan dari dua kultural.

Coba kita lihat orang - orang arab yang dianggap suci oleh kalangan tertentu dan coba kita lihat orang barat yang dianggap malaikat oleh kalangan tertentu. dari situlah kita mudah dipecah belah dan diadu domba dengan hasutan hasutan yang mereka sendiri tidak pernah melihat nasib diri kita.

kalau dilihat diri kita memikirkan bahwa jati diri Indonesia adalah murni memiliki idelisme terhadap kesatuan dan kebudayaan nenek moyang yang kita pelihara, bukankah kita menjadi negara Indonesia yang sanggup berdiri sendiri, sanggup mengatakan TIDAK atau YA kepada bangsa lain? Dan dengan demikian kita akan dianggap negara yang kuat yang bisa dikatakan minum dalam lubang yang kita gali sendiri dan kita pun tau air bersih atau kotor yang kita minum.

saya tidak menolak agama islam atau nasrani, tapi kita seharusnya berkaca bahwa agama adalah hal yang paling sulit dan paling lekat sampai darah, dan dari sejarahnya pun kita tau, Agama didirikan dengan perang dan pertumpahan darah. bukankah Agama selalu menjadi alat politik bagi oknum - oknum?. mulailah kita berfikir luas dan tidak terkurung dalam doktrin agama yang saat ini dilecehkan kepentingannya hanya untuk mendapatkan keuntungan semata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun