Mohon tunggu...
dominggus malo
dominggus malo Mohon Tunggu... -

bodypacker man

Selanjutnya

Tutup

Money

Spiritual Mbah Maridjan

27 Oktober 2010   19:40 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:02 545
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Marijan mati dalam keadaan telungkup bersujud merupakan hal baik. jika kita melihat dari sisi spiritual sosok mbah marijan tentunya kita bisa melihat jiwanya pasti sudah pergi terlebih dahulu sebelum tubuhnya terbakar menjadi abu. Sosok Abdi dalem yang taat melebihi SULTAN HAMENGKUBUWONO masa sekarang yang lebih gila mencari ketenaran dan tampuk harta kekuasaan membuktikan ilmu spiritual yang ia pegang ternyata dikalahkan oleh sosok Abdi Dalem Gunung Merapi yang dengan rasa tanggung jawab, kesetiaan dan penuh dengan kepasrahan hati dan jiwa mampu menepis rasa sakit saat ajal menjemputnya. yang menjadi pertanyaan apakah ilmu yang digunakkan mbah marijan sudah terkalahkan? jawabnya TIDAK , kematiannya merupakan misteri dari pertanggungjawabannya terhadap sebuah titah raja dan bukan terhadap harta yang selama ini ia bisa mengumpulkan sebanyak banyaknya jika ia mau.

Dalam perjalanan "KUNCEN" harus memiliki kekuatan darah yang disetujui oleh alam tidak nyata, karena dalam kenyaatanya ia mendapatkan harta pun harus melakukan ijin ghaib dalam hal ini anda bisa percaya atau tidak tetapi jelas ini merupakan kenyataannya. Sehingga Mbah marijan mampu menjadi sosok orang yang memiliki spiritual tinggi untuk berkomunikasi dengan alam selain manusia ini.

Sedangkan ilmu yang dimiliki mbah marijan cukup jelas, ia tidak memiliki ilmu kebal atau bisa terbang melainkan ilmu yang paling tinggi tingkatanya seperti yang dimiliki kaum pertapa seperti Biksu Tibet yakni kepasrahan dan kepercayaannya kepada titik akhir Sang Pencipta Hidup. Ia tahu mati selalu menjemput kapan saja dan dimana saja, tetapi mati mulia adalah suatu peristiwa langka yang perlu keberanian untuk menjalaninya. sekarang bagaimana dengan presiden dan lembaga pemerintah kita?  maukah mati untuk sebuah pengabdian dari tugas mulia negara.=

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun