Mohon tunggu...
Miswaka Mine
Miswaka Mine Mohon Tunggu... -

Tertarik pada isu-isu sosial dan domestik rumah tangga.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Agar Hunian Mendongkrak Kebahagiaan Warga Kota

8 Desember 2016   18:17 Diperbarui: 8 Desember 2016   18:27 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Hunian vertikal ala Podomoro Golf View yang menyasar keluarga muda dan segmen pasar menengah. Dilengkapi dengan berbagai fasilitas untuk mendukung hunian yang menyatu dengam alam (sumber : agungpodomoroland.com)

Sebuah artikel menarik dipublikasikan oleh The New York Times terkait hubungan kebahagiaan dengan hunian. Adalah Elizabeth Dunn, seorang Professor Psikologi di University of British Columbia melakukan kolaborasi penelitian bersama Michael Norton dari Harvard Business School, mengemukakan sejumlah alasan mengapa hunian dengan status kepemilikan sendiri sangat membahagiakan.

Sebetulnya, tanpa riset kita sudah bisa menarik premis bahwa tinggal di tempat yang layak hampir pasti membahagiakan. Namun riset ini berhasil mempertegas hal tersebut dan menguatkan keyakinan kita melalui temuan tentang komponen-komponen happiness booster yang sepaket dengan hunian.

Komponen itu adalah keindahan arsitektural yang tentu menggugah selera seni, karakter fisik rumah misalnya berornamen atau berbahan kayu dan hal-hal yang nampak natural, sangat efektif memberikan rasa relaksasi yang berdampak langsung pada rasa bahagia. Selain itu, lokasi rumah, misalnya di daerah yang berkontur bukit dengan atmosfir hijau dan ukuran atau luas rumah juga berkontribusi meningkatkan kebahagiaan penghuni.

Persoalan suasana hunian ini bahkan menjadi salah satu sumber stress bagi masyarakat perkotaan. Bagaimana tidak, tinggal di rumah yang sempit dikelilingi tembok tanpa ada ruang bagi mata untuk berelaksasi menikmati pemandangan pepohonan. Cobalah tengok kehidupan masyarakat di gang-gang, tanpa teras apalagi taman di depan rumah. Dengan suasana gersang, ditambah lingkungan yang tidak tertata, maka menyebabkan jiwa rapuh sehingga rentan mengalami tekanan psikologis.

Mungkin banyak yang menganggap hal ini terlalu berlebihan, tapi tunggu dulu. Ada argumentasi ilmiah terkait hal tersebut. Satu studi berbeda mengungkapkan dahsyatnya kekuatan pepohonan bagi kebahagiaan. Ini menjawab pertanyaan yang mungkin timbul di benak banyak orang, mengapa kita merasa lebih segar atau bahkan bahagian setelah keluar rumah dan berada di tengah rimbunnya pepohonan. Disitir dari Jurnal Elsevier, disebutkan bahwa satu pohon dewasa mampu mereduksi 17 metrik ton polusi udara.

Hutan kota, bahkan dapat diandalkan untuk mencegah 670.000 kasus masalah pernapasan seperti asma dan 850 kematian manusia di dalam satu lingkungan masyarakat. Tentang manfaat pohon ini, di Jepang bahkan dijadikan sebagai metode terapi yang popular disebut “Mandi Hutan” atau Shinrin Yoku.

Terkait aturan wajibnya keberadaan 30% wilayah suatu daerah sebagai ruang terbuka hijau, mungkin dipandang sebagai paru-paru kota semata. Nah, riset di atas menjelaskan alasannya secara eksplisit. Ditambahkan, bahwa tinggal di rumah yang disekitarnya minimal dikelilingi 10 pohon, bahkan membuat kondisi kesehatan lebih baik. Yang jika dikonversi ke dalam materi, tentu membantu efisiensi biaya berobat. Alih-alih datang ke dokter setiap bulan, anggaran tersebut lebih baik dimanfaatkan untuk menata halaman depan atau belakang rumah agar lebih hijau.

Dewasa ini, para pengembang properti berbondong-bondong menawarkan konsep hunian hijau seiring meningkatnya kesadaran masyarakat akan krisis akibat perubahan iklim yang mendera planet biru ini, dimana pencemaran udara menjadi satu sumber masalah. Kawasan yang hijau jadi selling point bagi mereka yang peduli pada kualitas hunian.

Ambil contoh, di Batam sebagai kota yang pertumbuhannya sangat cepat dan berupaya mengimbangi Singapura dalam berbagai hal, muncul residential hijau seperti Orchard Park Batam dengan selling point konsep One Stop Green Living. Konsep hunian ramah lingkungan ini, selain dilengkapi fasilitas hijau berupa taman, juga memudahkan penghuninya agar dalam beraktivitas tak mengeluarkan energi yang banyak.

Residential berkonsep One Stop Green Living biasanya disertai dengan keberadaan kawasan komersil, pusat perbelanjaan, pusat pendidikan, perkantoran hingga destinasi wisata. Jadi, pengembangan kawasan dirancang mengurangi mobilitas dengan kendaraan yang berarti mendorong gaya hidup ramah lingkungan, hemat san sehat. 

Di Jabodetabek sendiri, kita bisa menjumpai konsep hunian terpadu ini di Podomoro City, Kuningan City, Kalibata City atau Alam Sutera sebagai superblok premium. Selain level premium, konsep terpadu bahkan telah berkembang menyasar masyarakat menengah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun