Mohon tunggu...
mindya rina
mindya rina Mohon Tunggu... -

mindyarina, Mahasiswi Fakultas Ilmu Keperawatan, Universitas Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Inovasi

Allah adalah Sebaik-baik Pelindung ......Dan Benda-Benda Mati pun Ditundukkan-Nya..........

1 Mei 2012   18:07 Diperbarui: 25 Juni 2015   05:52 692
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Diantara perlindungan dan kasih sayang Allah swt terhadap hamba-hambanya yang saleh yaitu dengan menundukkan benda-benda mati yang tidak melihat, tidak mendengar, dan tidak berfikir untuk senantiasa melayani kebutuhan hidup manusia.

Imam Bukhori pada bab “kafalah” meriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., dari Rasulullah, bahwa beliau menyebutkan ada seorang pemuda dari Bani Israel. Dia memohon kepada Si Fulan untuk meminjamkan uang sebesar seribu dinar kepadanya. Si Fulan pun berkata, “Datangkanlah kepadaku seseorang yang akan menjaminnya”. Maka pemuda tersebut berkata, “Cukuplah Allah sebagai saksi dan penjaminnya”. Kemudian Si Fulan tersebut berkata, “Engkau benar”, lalu dia pun mau meminjamkan uang tersebut sampai pada kesepakatan waktu tertentu.

Lama kemudian, tibalah saatnya pada waktu yang telah mereka sepakati bersama terkait pembayaran hutang pemuda Bani Israel tersebut kepada Si Fulan. pemuda Bani Israel tersebut berusaha menepati janjinya membayar hutang dengan tepat waktu. Dia pergi ke pelabuhan mencari kafilah kapal untuk dikendarainya agar dapat bertemu dengan Si Fulan. Akan tetapi, cari-mencari, tidak seperti biasanya, tidak ada satu pun kapal yang akan berangkat. Keadaan ini membuat pemuda itu khawatir tidak dapat menunaikan janjinya.

Akhirnya, pemuda ini mengambil sebilah kayu, lalu melubanginya dan memasukkan uang tersebut ke dalam kayu itu. Kemudian dia menambal dan memperbaiki tempatnya, baru ia membawanya ke laut untuk dihanyutkan. Dia pun berdoa, “Ya Allah, sesungguhnya Engkau mengetahui bahwa aku telah berhutang kepada si Fulan sebesar seribu dinar. Dia bertanya tentang seseorang yang akan menjadi penjaminnya. Dia pun rela dengan-Mu sebagai penjaminnya. Lalu, dia juga bertanya tentang seorang saksi, lalu aku berkata cukuplah Allah sebagai saksi. Dia pun rela dengan-Mu sebagai saksi. Sesungguhnya aku sudah berusaha mencari kapal agar dapat mengembalikan haknya kepadanya. Akan tetapi, aku tidak mendapatkan satu kapal pun yang akan berangkat hari ini. Maka Ya Allah, aku pun menitipkan ini hanya kepada-Mu....Bismillahirrohmanirrohiim”....

Pemuda itu pun langsung melemparnya ke laut. Lalu dia pergi. Sementara Pemuda Bani Israel tersebut mencari-cari kapal yang hendak berangkat keluar dari negerinya, si Fulan pun setia menanti datangnya kapal di pelabuhan. Akan tetapi, lama dia menunggu, rupanya tak ada satu pun kapal yang membawa pemuda Bani Israel tersebut ke dermaga. Akhirnya dia pun melihat sebilah kayu yang mengapung. Dia langsung mengambil kayu untuk dijadikan kayu bakar bagi keluarganya. Namun, tidak disangka ketika membelahnya, ternyata berisi uang sebanyak seribu dinar dan sepucuk surat dari pemuda Bani Israil.

Hari esoknya, datanglah pemuda Bani Israel tersebut kepada si Fulan dan memberikan uang lagi, lalu dia berkata, “Demi Allah, aku selalu berupaya mencari kapal agar aku dapat membayar hutang kemarin tapi aku tidak menemukan satu pun yang berangkat pada hari itu”. Si Fulan menjawab, “Bukankah engkau sudah mengirimkan sesuatu kepadaku kemarin?”, pemuda itu menjawab, “aku memberitahu mu bahwa aku tidak mendapatkan kapal layar yang berangkat". Lalu Si Fulan berkata, “iya, sesungguhnya Allah telah melunasi hutangmu melalui uang yang kau kirimkan melalui kayu ini”

“Maka Allah adalah sebaik-baik penjaga dan Dia adalah Maha Penyayang di antara para penyayang (QS. Yusuf (12): 64)"

Ditulis oleh Mindyarina

Kepala Departemen Ilmiy (Keilmuan) FPPI FIK UI 2012

(Disadur dari buku "Jangan takut" Karya DR. Aidh bin Abdullah Al-Qarni)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun