Mohon tunggu...
mindonesiaku tumpah darahmu
mindonesiaku tumpah darahmu Mohon Tunggu... -

mindonesieaku is speechless

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tim Sukses Vs. Jokowi & Basuki = Testimoni ?

30 Mei 2012   16:31 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:35 695
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
13383951381572636648

Pengen nulis tentang berita yang belakangan ini berkembang tentang catut mencatut testimoni di website jakarta baru nya Pak Joko Widodo. sebelum berita keburu Basi, yah mungkin kita bisa menanggapinya melalui opini. #Socrates. Dalam sebuah pemberitaan di semua media naional menyatakan bahwa Presenter Najwa Shihab terkejut nama dan 'testimoni' nya tiba-tiba muncul dalam dalam website resmi Jokowi-Basuki (JB). Najwa Shihab  pun berencana menggugat pihak JB dan meminta agar nama dan 'testimoni'-nya tersebut dicabut dari website JB. DICATUT WEBSITE JOKO WIDODO, NAJWA SHIHAB LAYANGKAN PROTES. ada apa gerangan ???? Sebuah tanda tanya besar bagi masyarakat indonesia terutama rakyat jakarta. belum lagi di postingan terakhir mengenai Jakarta dan Ketidakkonsisten Joko widodo, sekarang kita dikejutkan dengan pemberitaan catut mencatut. Dalam pemberitaan digambarkan bahwa tim Joko widodo mencatut testimoni Najwa Shihab terhadap Joko Widodo dalam proses pemilihan DKI1. Tidak Terima ? Pastinya ! Pihak Najwa Shihab Melayangkan surat protes terhadap Tim Joko widodo. Diketahui, pasangan Jokowi-Basuki (JB) memanfaatkan testimoni sejumlah tokoh untuk membentuk opini publik yang positif tentang JB melalui website mereka. Testimoni itu didapatkan tim sukses JB dari sejumlah media massa. Mereka mengaku tidak perlu minta izin kepada para tokoh itu. Selain Najwa Shihab, testimoni tokoh lain yang dimuat dalam website JB seperti dari Ketua KPK Abraham Samad, Direktur Polmark Indonesia Eep Saefullah Fatah, Ahli psikologi politik UI Prof Hamdi Muluk, dan personel band SLANK. Adapun kata-kata Ketua KPK yang dicatut di situs Jokowi-Basuki itu yakni, "Jokowi adalah walikota yang bisa memberi inspirasi bagi bupati yang ada di Indonesia. Kalau inspirasi Jokowi bisa diberikan kepada orang lain, bisa meminimalisir korupsi". Diduga Pasangan Jokowi-Basuki (JB) memanfaatkan testimoni sejumlah tokoh untuk membentuk opini publik yang positif tentang JB melalui website mereka. Testimoni itu didapatkan tim sukses JB dari sejumlah media massa. Mereka mengaku tidak perlu minta izin kepada para tokoh itu. Dalam sebuah Pernyataan DI Harian Kompas, Ketua KPK angkat bicara, "Apa yang dilakukan calon bersangkutan, kalau memang dia yang melakukan, itu adalah bentuk pembohongan publik," Ada yang ganjil dari pernyataan tim sukses JB " Tidak perlu meminta izin kepada para tokoh"! Ada apa ini ? apakah Tim JB mendapatkan Jalan Buntu ( JB ) dalam mencari dukungan dalam meloloskan pasangan Joko Widodo - Basuki dalam pertarungan DKI1 ? kita bicara dari segi etika politik. Perkataan memang tidak ada badan hukumnya, namun jika sudah mencatut kedalam sebuah Testimoni dan menerakan sumber pastilah sudah lain ceritanya. Hal itu fiktif ataupun sebuah tindakan peningkatan Citra baik dengan mendompleng sebagian tokoh - tokoh yang berpengaruh ? apakah kita disuguhi politik yang tidak etis dan memalukan nama baik Joko Widodo dan Basuki ?.  Legalitas setiap konten di website jakarta baru pasti atas persetujuan pak joko widodo. namun jikalah itu benar, sebegitukahnya  pak joko widodo dengan sistem yang dijalankannya ?. Namun jika itu tidak benar , sudah tidak adakah sinkronisasi antara pimpinan dan tim sukses ? Semoga kali ini Bukan " Pencitraan" yang di dramakan oleh mereka. selamat meragu. #Socrates. Sumber : http://news.detik.com/read/2012/05/25/143210/1924764/10/ketua-kpk-minta-namanya-tak-dimasukkan-di-website-jokowi-basuki?nd992203605 Sumber : http://news.detik.com/read/2012/05/25/135337/1924726/10/dicatut-website-jokowi-basuki-najwa-shihab-layangkan-protes?nd992203605 Sumber : http://pilkada.kompas.com/berita/read/2012/05/25/18302843/Abraham.JokowiAhok.Lakukan.Pembohongan.Publik

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun