Assalamu’alaikum wr.wb Shahabat yang baik. Kabar baik seperti apakah yang Anda alami hari ini? Semoga selalu dalam suasana hati yang penuh berbunga-bunga dan kecerahan sinar kebahagiaan. Mudah-mudahan, kedamaiaan dan kebahagiaan mengisi seluruh alam semesta. Tidak ada mood menulis Anggap saja itu sebagai judul semata. Karena bukanlah musibah sebelum saya menamakan dan mengartikanya sebagai musibah, tetapi itu hanya suatu peristiwa saja. Baik buruk, salah benar, bagus jelek, hanya cara menyikapi saja. Pada kesempatan ini saya mau bercerita, pengalaman yang saya alami hari ini. Yaitu suasana hati yang tak nyaman untuk menulis. Ternyata tantangan dalam menulis itu, selain dari tidak tau apa yang harus ditulis, ketakutan merasa belum sempurna, ada juga tantangan lainnya. Seperti yang saya alami sekarang. Tidak ada mood untuk menulis. Pertanyaan menarik buat saya renungi sendiri, Sampai kapan akan begini, mau dibawa kemana hubungan saya dengan visi saya? Bank ide dengan mind mapping Sungguh dibalik musibah ada hikmah dan keberkahan bagi mereka yang bersabar dan memasrahkan masalah nya kepada Allah. Dari musibah (dibaca peristiwa kondisi tidak ada keinginan dan semangat menulis) ini, saya yakin bahwa Allah akan memberikan berbagai pemahaman kehidupan kepada saya setelah ujian ini berlalu. Bagi saya, yang penting saya terus sabar dan tetap yakin akan terbukanya pintu solusi dari Nya, melalui ikhtiar yang saya usahakan. Benar saja. Hari ini dari jam 05.30 pagi sampai jam 15.30 saya mengalami suatu kondisi tidak menyatu dengan diri dalam konteks menulis. Apakah karena tidak ada topik yang mau dituliskan? Bukan, tidak karena itu. Topiknya banyak yang mesti ditulis, sebab sudah saya konsepkan dalam mind mapping setiap kali ide bermunculan. Begitulah cara saya mengikat ide. Setiap ide itu muncul langsung saya tuliskan dalam buku Bank ide. Mengambil konsep Edy Zaques seorang Trainer writer. Mood excuse bagi kemalasan Sementara itu, tadi pagi saya sempat membaca wawancara Edy Zaquest dengan Andrea herata, penulis buku fenomenal laskar pelangi di situs www.pembelajar.com. Ada kata-kata dari Andrea herata yang mengusik diri saya. Saat Edy Zaquest bertanya, kapan saat-saat yang menyenangkan untuk menulis?”... Kapan saja di luar jam kerja saya sebagai seorang pegawai BUMN. Saya saat ini bekerja di TELKOM. Dan saya berusaha mendidik diri saya sendiri untuk tidak tergantung pada mood. Saya kadang-kadang beranggapan bahwa mood adalah excuse bagi kemalasan....” Setelah shalat dhuhur dan makan siang. Saya kembali ke laptop untuk menuliskan konsep yang pernah saya catat. Memenuhi komitmen saya, menulis setiap hari satu artikel. Terserah berapa halaman, yang penting menulis. Karena saya memaksakan menulis, maka saya menulis dalam kondisi tidak menghadirkan jiwa saya disana. Walaupun itu masih berupa konsep. Masih di ruang private (Mengikuti arahan Pak Hernowo dalam mengikat makna update). Tetapi tetap saja, saya menulis bak tak bernyawa. Akhirnya saya putuskan untuk berhenti melanjutkan menulis topik yang sudah saya pilih (Selfish, managemen egois mementingkan diri sendiri). Tanyakan kepada ahlinya Setelah berhenti, saya mencari solusi sebagai wujud ikhtiar untuk memasrahkan urusan saya kepada Allah. (Sudut pandang saya mengenai pasrah; pasrah itu ada dalam tindakan, bukan hanya berdoa saja memohon ilham, tapi berTINDAK). Dalam Al-quran kan diperintahkan untuk menanyakan kepada ahlinya, bila tidak mengetahui. Maka saya memutuskan untuk mencari tau kepada ahlinya. Menurut saya, yang bisa menyelesaikan saat itu adalah para penulis yang sudah duluan meninggalkan jejak pemikiran dan makna sebelum saya. Bertemu dengan mereka hari ini juga tidak mungkinkan? Lantas siapa? Tepat seperti anda duga. Saya menghubungi Master Google. Kemudian saya ketik di form search engine ”Bagaimana tetap menulis walau tidak ada mood”.”Menulis tanpa mood”. Dua kalimat ini membantu saya bertemu dengan para bloger dan juga senior yang sudah expert di penulisan. Ternyata mereka juga mengalami hal yang saya alami. Nah, yang menarik adalah kondisi saat tidak ada mood. Para blogger tetap menulis tentang apa yang dialaminya, yang berujung bukan sebagai tips dan solusi cara mengatasi, tetapi berupa pertanyaan. Pada salah satu paragraf berbunyi ”adakah yang bisa membantu saya?”. Teruslah menulis Adalah hal menyenangkan, tanpa disadari berdasarkan cerita mereka di blognya masing-masing. Saat tidak ada mood kemudian bercerita tentang tidak ada mood menulis, tiba-tiba mereka mendapatkan mood nya kembali untuk menulis. Sementara yang saya alami, memiliki beberapa topik untuk dituliskan. Tetapi tidak ada mood yang kuat untuk menguraikannya. Mengurutkan dari umum ke khusus. Global ke detil. Abstrak ke konkret konsep-konsep mind-mapping yang sudah saya catat dalam buku Bank Ide saya. Diantara beberapa tulisan itu mengenai, cerita pengalaman pribadi dan tips yang saya baca dari buku. Setelah membaca beberapa artikel, kemudian saya timbang-timbang dan bandingkan. Menurut saya, solusi yang tepat, cocok dan pas bagi saya, sebagaimana dikemukakan di iwriter. Salah satu tipsnya ”Saat tidak mood pada satu topik, maka tuliskan / ikat makna pada topik yang mood”. Jadi semacam cros mapping deh. Musibah membawa berkah Kembali kepada musibah membawa berkah. Suasana hati saya yang tak bergairah menulis tadi pagi, Alhamadulillah bertakdir dengan menghasilkan ide-ide dan pemahaman serta pembelajaran bagi saya. Seperti; karena peristiwa itu, saya mempunyai ide untuk membuat klinik menulis dan Mastermind 360 days post program. Sementara pembelajaran bagi saya, saya menjadi tau, apa yang akan saya sampaikan kepada shahabat saya yang memiliki kendala gak mood menulis. Jadi, dengan sendirinya, setelah Anda membaca cerita ini sampai selesai, sudah taukan solusi bila gak mood menulis? Saat tidak ada mood, maka tuliskanlah tentang suasana hati tidak ada mood. Intinya tetaplah menulis. Atau ganti dengan topik yang membuat Anda tertarik (mood) untuk menulis. Terima kasih kepada para blogger dan penulis yang telah membahas tentang topik gak mood. Mohon maaf namanya gak saya sebutkan, karena saya membaca dengan metode speed reading, jadi hanya fokus pada inti pemahaman saja. Ciganjur,Jagakarsa ( Star ruang private, 14 februari 2011, 16.10 - 17.30 wib) ( End, 26februari 2011, 05.30 – 06.10 wib)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H