Mohon tunggu...
Budi Waluyo
Budi Waluyo Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

An IFPer & a Fulbrighter | An alumnus of Unib & University of Manchester, UK | A PhD student at Lehigh University, Penn, USA. Blog: sdsafadg.wordpress.com. Twitter @01_budi. PIN BBM: 51410A7E

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Puasa dan Meditasi

4 Juli 2014   00:03 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:35 109
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1404381382826081657

Di bulan puasa, waktu menjadi hal yang sangat penting. Setidaknya hampir setiap orang mengetahui, bahkan hafal, kapan waktu berbuka dan imsak. Setiap kali akan memasuki Ramadhan, lembaran-lembaran jadwal puasa bertebaran di Masjid-masjid, beberapa orang menempelnya di dinding dalam rumah. Aku masih ingat, saat masih kecil, sehabis bermain atau setelah bangun tidur, hal pertama yang selalu ingin kulihat adalah jam; berharap jarum pendek sepanjang lima centi itu segera berputar ke arah angka 6.

Bagi sebagian orang, mereka perlu mengetahui waktu agar bisa membaginya antara melakukan aktifitas rutin kerja dan beribadah, karena di bulan puasa pahala berlimpah dan mereka tidak mau menyia-nyiakannya. Sering kita dengar ceramah, tidur orang yang berpuasa saja dihitung ibadah, apalagi melakukan ibadah yang sebenarnya. Biasanya, harus bisa membagi waktu untuk tilawah, taraweh, sahur, sampai waktu tidur lagi setelah subuh.

Waktu sangat bervariasi di berbagai negara. Negara yang memiliki dua musim, seperti Indonesia, dan negara dengan empat musim, seperti Amerika dan negara-negara lainnya, bisa memiliki durasi waktu yang jauh berbeda di siang dan malam, bergantung dengan musim yang sedang dialami. Dalam hal ini, bersyukurlah bagi orang-orang yang tinggal di negara dua musim, dimana durasi waktu malam dan siang cenderung stabil.

Ramadhan tahun ini di Amerika sedang mengalami musim panas. Durasi antara waktu Fajar dan Magrib sekitar 16 jam. Di negara lainnya, banyak diberitakan durasinya lebih lama lagi, sebagai contoh di Denmark dan Finland jaraknya 21 jam. Argentina merupakan salah satu negara yang memiliki durasi puasa tercepat tahun ini, yaitu sekitar 9 jam-an, termasuk Australia karena sedang mengalami musim dingin, durasi siang lebih singkat dari malam.

***

Menjalani ibadah puasa di musim panas sambil kuliah di Amerika bisa menjadi sebuah ujian keimanan dan konsistensi. Dosen dan teman-teman kelas mungkin akan simpati pada kita, namun jadwal kelas tidak akan berubah ataupun dipersingkat hanya karena kita berpuasa. Paling kata-kata simpati mereka saja yang bisa menjadi pelipur lara dan agak sedikit bangga, misalnya ada yang bertanya,

”Budi, you’re fasting, aren’t you?”

“Yes.”

“Wow, it’s tough, Man. This is Summer.”

“Ah, it’s nothing,” jawabku sambil tersenyum berlagak kuat, padahal perut sudah keroncongan. Malam tadi kesiangan, kelewatan sahur, hadeh..

[caption id="attachment_331876" align="aligncenter" width="500" caption="Suasana Musim Panas di University Center - Lehigh University"][/caption]

***

Manajemen waktu sangat berperan penting dalam kelancaran studi, serta mengantisipasi ketiduran di kelas. Tidur harus minimal jam 11 malam setelah shalat taraweh, dan bangun sahur pukul 3 pagi paling lambat. Sayangnya, kenyataan jarang sesuai rencana. Dalam kurun waktu antara jam 11 dan 3, ada saja tugas kuliah yang harus diselesaikan hingga memangkas waktu tidur. Bila belum kelar juga, dilanjutkan setelah subuh. Biasanya selesai di pagi hari, kemudian mandi, berangkat kuliah.

Salah satu dosenku, Dr. Jane Desnouee, menerapkan sesi meditasi di 10 menit pertama awal perkuliahan. Gawatnya, jam mata kuliah Jane dimulai pukul 02.30 siang, dimana itu pukul setengah 2 malam di Indonesia; waktunya tidur siang di Amerika, dan tubuhku sepertinya masih mengikuti jam Indonesia, membuatku selalu menguap panjang jam segitu.

Saat melakukan meditasi, kami diminta relaks; duduk bersandar di kursi, dan mata terpejam. Lalu, mulailah Jane memberikan instruksi,”Imagine... there is nothing around you. Only yourself. Then.. you see the sky. It’s blue, so peaceful. Feel it. Release yourself from any problem you have.. “ satu persatu kata-kata yang mendamaikan keluar dari mulut Jane. Membuatku terlena dalam dunia khayalan yang tercipta dari kata-katanya. Sedikitnya waktu tidur dirumah membuatku mudah memejamkan mata. Rasanya nikmat sekali. Perasaan mengalir seperti air. Tanpa satu hal pun menghalangi. Dan aku terhanyut... Tak satupun teman yang membangunkan, hingga aku terkejut dan membuka mata. Kulihat Jane sedang asik menjelaskan materi sambil menulis di papan tulis, dan semua teman menahan tawanya ketika melihatku membuka mata. Haduh, sudah berapa lama aku tertidur ya?

Sepertinya, aku sudah menemukan waktu yang pas untuk tidur di kelas selama bulan puasa..

***

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun