[caption id="attachment_339296" align="aligncenter" width="640" caption="Lehigh University, Mountaintop Campus, sumber: Koleksi Pribadi"][/caption]
Saat mendengar kata ‘Campus’ atau ‘University’ apa yang muncul dipikiran kalian? Sebagian orang akan membayangkan sederetan gedung tinggi dengan parkiran luas yang dipenuhi kendaraan-kendaraan mobil dan motor. Di Indonesia, kebanyakan kampus-kampus besar atau negeri dibangun di pusat Kota, sedangkan kampus-kampus yang berada di daerah Kabupaten hanya berupa bangunan-bangunan kecil seperti sekolahan yang disesuaikan dengan jumlah mahasiswa yang dapat diserap di daerah itu, sehingga tak heran bila bayangan seperti ini yang sering muncul di pikiran sebagian orang ketika mendengar kata ‘Campus’.
Amerika dan Inggris adalah dua negara besar yang selalu menjadi tempat tujuan studi bagi berbagai pelajar asing untuk melanjutkan studi ke jenjang S1, S2, dan S3. Alasannya, selain menawarkan fasilitas belajar yang lengkap, atmosfer belajar dan kualitas tenaga pendidik menjadi pertimbangan lainnya. Namun, ada satu hal yang sering dilupakan kebanyakan orang, tetapi sering dilihat dari kumpulan foto-foto kampus luar negeri maupun disiarkan di media televisi, yaitu kampus-kampus di Amerika dan Inggris sengaja dirawat dekat dengan alam, ada rasa bangga yang tumbuh seiring dengan semakin tuanya usia bangunan.
Dua tahun lalu saat masih studi di University of Manchester, aku menghabiskan waktu mengunjungi beberapa kampus-kampus besar di Inggris selain juga mengeksplorasi kampus tempatku belajar, kampusnya Ernest Rutherford dan John Dalton dahulu. Pesona kampus-kampus di Inggris tidak kalah menarik bila dibandingkan dengan reputasinya di bidang akademik. Universitas Oxford, misalnya, walaupun kondisi gedung-gedung yang berpencar di berbagai jalan di Kota Oxford, pelajar akan terpana dan tersihir oleh megahnya gedung baik secara fisik maupun artistik. Bagaimana perasaan tidak tersihir dikala belajar didalam sebuah bangunan yang sudah berusia ribuan tahun. Beberapa universitas lain mengkombinasikan antara gedung tua dan bangunan modern, termasuk di University of Manchester.
[caption id="attachment_339297" align="aligncenter" width="576" caption="Kampusku tempat menimba S2 dahulu, University of Manchester, sumber: Koleksi Pribadi"]
***
Lehigh University didirikan pada tahun 1865 oleh Asa Packer, seorang pebisnis, politikus dan dermawan. Letaknya yang dibawah kaki pegunungan membuat kampus ini terlihat unik dan juga asri penuh ditumbuhi rerumputan dan pepohonan. Jumlah mahasiswa yang diterima di Lehigh University terbilang kecil sekitar 7000-an mahasiswa pertahun, tidak lebih besar dari Universitas Bengkulu tempatku menimba ilmu Sarjana atau jauh lebih kecil dari University of Manchester yang jumlah mahasiswanya bisa mencapai 50.000 orang. Namun, kampus kecil ini cukup dikenal baik di Amerika, diantara ribuan universitas di Amerika, Lehigh masuk dalam ranking 50 besar setiap tahunnya. Selain itu, kampus ini termasuk salah yang terluas di Amerika dengan luas lahan 2500 acres.
Lehigh University terbagi menjadi tiga kampus: Lower Campus, Mountain Top, dan Goodman Campus. Masing-masing kampus memiliki fungsi dan karakteristik tersendiri yang bisa menjadi daya tarik mahasiswa baru, tak heran bila komposisi jumlah Graduate Students adalah 60% internasional dan 40% lokal. Dengan luas lahan yang luas serta lokasi gedung yang berpencar disetiap kampus, Lehigh menyediakan tranaportasi gratis bagi mahasiswa agar mudah berpindah atau lebih tepatnya mendaki kaki gunung.
Saat studi di Inggris, aku punya sepeda butut yang selalu kukayuh untuk ke kampus dan mengunjungi tempat-tempat lain di Kota Manchester, termasuk mengunjungi stadion Setan Merah, Old Trafford. Melihat bentuk tanah yang mendaki, rasanya tidak mungkin aku membeli sepeda dan mengayuhnya di Lehigh. Tetapi, ternyata tetap ada mahasiswa-mahasiswa yang membeli sepeda dan membawanya ke kampus. Bus universitas menyediakan sebuah tempat didepan bus yang bisa digunakan untuk menggantung sepeda, sehingga mahasiswa bisa mengayuh sepedanya ketika pulang menuruni jalan.
Mountaintop Campus
Beberapa waktu lalu, aku dan Minh, seorang Fulbrghter dari Vietnam, mendedikasikan satu hari untuk eksplorasi Mountaintop Campus di Lehigh University. Kampus ini sempat menjadi berita di The Newyork Times. Mountaintop Campus sering juga digunakan untuk menyebut kampus-kampus yang terletak di Mountaintop dan Goodman Campus. Dalam eksplorasi satu hari inilah mataku disuguhkan pemandangan-pemandangan asri yang mempesona berbeda dengan kampusku di Inggris dahulu.
Kami berangkat menuju Halte Bus kampus pukul 10 pagi. Disini jadwal bus bisa dilihat secara online karena Lehigh memiliki aplikasi tersendiri di Google Play. Tidak perlu datang ke halte bus untuk melihat jadwal keberangkatan dan kedatangan bus disetiap pemberhentian. Bus Lehigh di akhir pekan berupa mobil layaknya sebuah mobil pribadi besar dengan seukuran mobil Kijang, terasa aneh menyebutnya bus. Perlahan bus kami mendaki kaki gunung melewati pepohonan yang memadati setiap sisi jalan. Di kampus ini, kita bahkan masih menemukan rusa-rusa yang hidup aman tanpa diburu. Apalagi Grey Squirrel, di setiap jalan yang dipenuhi rerumputan dan pepohonan, mereka berlarian kesana kemari. Dan di malam hari, kunang-kunang memenuhi lingkungan kampus membuatnya terlihat seperti lampu-lampu alami berkelap-kelip di malam hari.
Sekitar 15 menit, bus kami sampai di Mountaintop. Gedung Iacocca tempatku belajar berdiri kokoh dangen tower tertinggi di daerah ini. Dari sini, kita bisa melihat Landscape Kota Bethlehem yang hijau dan tertata rapi perpaduan antara modernisasi dan naturalisasi. Mountaintop merupakan lokasi sebagian besar gedung-gedung perkuliahan di Lehigh University, contohnya gedung kuliah jurusan pendidikan, laboratorium jurusan tekhnik dan lain-lain. Dengan menggunakan sebuah kamera kecil yang sudah dipersiapkan, aku dan Minh mulai bergantian menjadi foto model sehari.
[caption id="attachment_339298" align="aligncenter" width="640" caption="Foto yang diambil dari Gedung Iacoca, terlihat lokasinya yang tinggi, sumber: Koleksi Pribadi"]
[caption id="attachment_339299" align="aligncenter" width="640" caption="Pemandangan di Goodman Campus, sumber: Koleksi Pribadi"]
[caption id="attachment_339300" align="aligncenter" width="640" caption="Papan nama Goodman Campus, sumber: Koleksi Pribadi"]
[caption id="attachment_339301" align="aligncenter" width="640" caption="Perkebunan jagung yang terdapat di Goodman Campus, sumber: Koleksi Pribadi"]
***
[caption id="attachment_339303" align="aligncenter" width="640" caption="Bangunan perumahan di Goodman Campus, sumber: Koleksi Pribadi"]
Matahari baik sekali bersinar dengan cerah menerangi setiap foto yang kami ambil. Perbedaan yang sangat mendasar terlihat sekali antara kampus di luar negeri dan di negeri sendiri. Aku melihat, aku kampus-kampus di luar negeri tidak hanya fokus pada peningkatan secara kualitas akademik ataupun kuantitas mahasiswa saja, tetapi juga memperhatikan kualitas kondisi kehidupan di lingkungan kampus. Di Lehigh University misalnya, bila diperhatikan setiap bangunan yang diperbaiki dikerjakan dengan hati-hati dan mempertimbangkan aspek seni yang bisa dinikmati. Aku pernah memperhatikan beberapa pekerja yang tengah menyemen tangga di salah satu bagian kampus. Dalam pikiranku, pekerjaan itu bisa selesai dalam waktu satu hari, namun mereka mengerjakannya berhari-hari. Setelah kulihat hasilnya lebih dekat, anak-anak tangga itu diperbaiki dengan memperhatikan keserasian dan tidak menghilangkan kesan ‘tua’ yang dimilikinya.
[caption id="attachment_339305" align="aligncenter" width="640" caption="Ekspresi kegembiraan di Mountaintop Campus, sumber: Koleksi Pribadi"]
Â
***
Â
Â