[caption id="attachment_379182" align="aligncenter" width="576" caption="(Foto: Pribadi)"][/caption]
Beberapa deadline beasiswa studi ke luar negeri sudah lewat. Ada juga program pertukaran pemuda atau pelajar dan lain-lain. Ada satu hal yang pasti akan tertinggal di pikiran setiap kali selesai mengirimkan aplikasi ke setiap program beasiswa, pertukaran pelajar, lomba, dan lain sebagainya. Lebih tepatnya satu pertanyaan, yaitu bagaimana hasilnya nanti ya? Rasa kekhawatiran setelah mengirimkan aplikasi bisa membuat diri lebih menderita daripada saat mempersiapkan aplikasi itu sendiri. Berbagai kemungkinan muncul saja tiba-tiba di pikiran, misalnya bagaimana kalau saya tidak dapat ya? Berarti saya akan malu sekali dengan teman yang sudah diberitahu, dan lain sebagainya, hanya membuat kekhawatiran bertambah.
Saya ingin berbagi cerita tentang bagaimana dulu mengatasi rasa kekhawatiran atau mungkin juga kepanikkan selama menunggu pengumuman hasil beasiswa S2 dan S3 yang sedang dilamar. Cara yang saya lakukan ini mungkin bisa diterapkan teman-teman yang sedang menanti sebuah hasil, baik beasiswa studi ke luar negeri maupun hal lainnya. Cerita ini akan berkaitan dengan agama, dan karena saya seorang Muslim, kebanyakan akan bersinggungan dengan ibadah dalam agama Islam. Bila teman-teman beragama lain, bisa coba cari cara yang sama di dalam agama yang dianut.
Seleksi beasiswa studi ke luar negeri bisa memakan waktu satu tahun dengan melibatkan berbagai tahap seleksi, misal setelah lulus tahap administrasi, masuk tahap tes TOEFL, wawancara, dan seterusnya. Pendeknya, jika melamar beasiswa tahun ini kemudian lulus, waktu berangkat ke luar negeri untuk kuliah adalah tahun depan. Melewati setiap proses ini serta menanti hasilnya sangatlah melelahkan dan memakan waktu yang panjang. Kalau tidak pandai mengalihkan perhatian ke hal yang lain, bisa tidak fokus dengan semua yang dikerjakan selama masa penantian hasil ini.
Hal yang sama juga terjadi pada saya dahulu. Sebaiknya, daripada menghabiskan waktu dengan kekhawatiran, lebih baik maksimalkan dengan ibadah dan melakukan kebaikan. Saya bilang ini cara kita merayu Tuhan agar memberikan hasil seperti yang diharapkan. Biar kita bukan termasuk kategori orang yang alim, tapi usahakan semaksimal mungkin pandai melihat celah waktu-waktu dimana do’a diijabah oleh Tuhan. Sebagai contoh, berikut ini hal-hal yang saya lakukan dahulu.
1. Shalat Hajat
Setelah mengirimkan aplikasi beasiswa S2, saya bingung apa yang mau dilakukan setelahnya. Kalau hanya menunggu saja rasanya kurang pas. Saya ingin melakukan sesuatu yang bisa tetap membantu kemudahan dalam proses ini. Suatu hari saya membaca satu informasi tentang manfaat shalat Hajat yang dilakukan selama seminggu berturut-turut. Saya bukan orang yang alim, hafalan ayat pendek saya juga tidak terlalu banyak. Tapi, karena ini berkaitan dengan impian yang ingin diraih, tidak saya abaikan. Saat itu, bukan cuma seminggu berturut-turut yang saya lakukan, dari mulai selepas membaca informasi tersebut sampai diumumkan sebagai salah satu penerima beasiswa S2 studi ke luar negeri itu, yang kemudian mengantarkan saya studi di University of Manchester, Inggris.
Ini cara pelaksanaan shalatnya.
- Shalat hajatnya sebanyak 8 rakaa’at dengan setiap 2 raka’at salam.
- Di rakaa’t pertama, surat pendek setelah Alfatiha baca ayat kursi dan di raka’at kedua baca surat Al-Ikhlas (lebih baik diulang tiga kali baca surat AL-Ikhlasnya).
- Setiap kali bersujud, lakukan beberapa menit seraya berdo’a dalam hati dengan sungguh-sungguh bisa sampai menangis minta pada Tuhan. Do’a yang diminta bisa sama disetiap sujud, diulang dan terus tunjukkan kesungguhan diri atas apa yang diminta.
- Setelah membaca Tahyat akhir, berdo’a dalam hati tentang apa yang diinginkan.
- Usahakan fokus dengan apa yang diminta. Do’a yang dipanjatkan bisa sama, diulang-ulang.
- Setelah lengkap 8 raka’at, angkat tangan tinggi-tinggi, minta pada-Nya, tunjukkan kesungguhan diri, utarakan semua kekhawatiran yang dimiliki, akui kelemahan dan kesalahan yang pernah dilakukan.
- Kemudian lakukan 3 rakaa’t shalat witir. Lakukan juga do’a seperti sebelumnya.
- Setelah shalat, luangkan waktu beberapa menit zikir sambil membayangkan tentang hal yang diinginkan dan akui kelemahan diri yang tidak bisa berbuat apa-apa selain meminta pada-Nya.
2. Maksimalkan waktu-waktu dimana do’a diijabah
Dari berbagai ceramah, selalu dijelaskan kalau ada waktu-waktu dimana do’a lebih besar kemungkinan diijabah oleh Tuhan. Ini juga hal yang saya lakukan waktu itu, bahkan saya buat daftarnya.
- Waktu diantara Iqamah dan Adzan. Bagi laki-laki, usahakan shalat jama’ah ke Masjid dan tunaikan shalat sunnah sebelum shalat wajib. Waktu setelah menunaikan shalat sunnah merupakan waktu diijabahnya do’a. Usahakan tidak ada yang lewat dalam shalat lima waktu itu. Memang akan terasa sulit karena ada kesibukkan lain tapi usahakanlah semaksimal mungkin mengejar waktu ini.
- Shalat sunnah 2 raka’at sebelum subuh. Lawanlah sejenak rasa kantuk, pergi ke Masjid di waktu subuh dan usahakan menunaikan 2 raka’at sebelum shalat subuh.
- Di antara Khutbah pertama dan kedua di shalat Jum’at. Bagi laki-laki, ketika Khatib selesai menyampaikan Khutbah pertama di shalat Jum’at dan duduk, itu waktu yang bagus untuk berdo’a.
- Setelah khatam Alqur’an. Usahakan bisa mengkhatamkan Al-qur’an selama masa penantian hasil yang diharapkan.
- Sebelum berbuka puasa. Bisa sering-sering menunaikan puasa sunnah Senin-Kamis, kemudian sekitar satu atau setengah jam sebelum waktu berbuka, baca Al-qur’an dan beberapa menit sebelum berbuka, panjatkan do’a tentang apa yang diinginkan.
3. Membantu orang lain dan perbanyak sedekah
Saya bukan termasuk orang yang kaya, jadi waktu itu yang bisa dilakukan adalah mencari cara bagaimana agar bisa maksimal dalam membantu orang lain. Belajar peka dengan kondisi orang lain, bantu sebelum diminta. Kebanyakan yang saya lakukan waktu itu berkaitan dengan pengajaran karena itu yang bisa saya lakukan. Soal sedekah, saya pernah mendengar ceramah kalau besarnya pahala dalam sedekah itu tidak bergantung dengan besarnya uang yang dikeluarkan. Seseorang yang punya gaji 5 juta perbulan kemudian bersedekah 100 ribu bisa kalah dengan orang yang sedekah lima ribu rupiah yang memiliki penghasilan dibawah 1 juta perbulan. Adilnya Tuhan, Dia melihat kondisi bagaimana perjuangan kita untuk melakukan kebaikan walaupun dengan semua keterbatsan. Saya bilang, semakin terbatas kondisi kita untuk melakukan kebaikan, harusnya kita semakin bahagia. Kenapa? Karena jika kita tetap melakukan kebaikan dengan kondisi yang serba terbatas, nilainya lebih tinggi dihadapan Tuhan. Walaupun kecil, Tuhan yang akan membesarkannya.
4. Maksimalkan bakti pada orang tua
Saya pernah dengar ceramah bahwa kalau kita mencuri, siksanya mungkin didapatkan di akhirat nanti, tapi kalau kita durhaka dengan kedua orang tua, terutama ibu, azabnya bisa didapatkan di dunia dan akhirat. Ridho Tuhan bergantung dengan ridho orang tua, begitu juga murka Tuhan bergantung dengan murka mereka. Disaat menanti hasil ini, pandailah melihat kesempatan untuk bisa berbuat kebaikan pada kedua orang tua, setidaknya jangan menyakiti hati mereka dan turuti perintah yang diberikan. Jika bisa membuat mereka tersenyum dan bahagia, itu lebih baik lagi.
Kita tidak pernah tahu hasil seperti apa yang akan Tuhan berikan, tapi kita masih bisa merayu Tuhan sebelum hasil sebenarnya diumumkan. Jangan terlalu percaya dengan perhitungan manusia, karena tidak ada satu hal pun yang bisa terjadi di dunia ini tanpa seizin-Nya. Mungkin dipandangan teman-teman sekitar, kesempatan kita untuk mendapatkan apa yang diinginkan kecil karena ada orang lain yang memiliki kelebihan, tapi perhitungan Tuhan meliputi masa sekarang dan masa depan yang tidak selalu bisa dicapai dengan logika otak manusia.
So, daripada menghabiskan waktu dengan khawatir setiap hari, mending maksimalkan ibadah yang bisa membantu melancarkan kita dalam meraih hasil yang diinginkan.
– – – – – – – – – – –
Budi Waluyo I BBM 7DCB0622 I Line ID: Sdsafadg I Twitter @01_budi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H