Segurat senyuman terbentuk di wajahku saat membaca halaman “My fun moment with Nissan Evalia”. Senyuman itu terbentuk bukanlah karena aku menemukan sesuatu yang lucu di halaman tersebut. Melainkan karena aku teringat dengan sepeda bututku :)
Koq bisa begitu? Apa hubungannya Nissan Avelia dengan sepeda bututku? Penasaran kan :)
Nah, tulisan ini akan mengurai sebuah cerita yang telah kubuat dalam hidupku bersama sepeda bututku, dan sebuah cerita yang ingin kudapat seandainya suatu hari nanti Nissan Evalia datang melengkapi hidupku.
Sepeda bututku
[caption id="attachment_196868" align="alignleft" width="300" caption="Aku & Sepeda Bututku di Salford Quays, Manchester"][/caption] Aku punya sebuah sepeda yang bisa di bilang sudah ‘butut’. Butut karena sepeda ini hanya punya satu rem depan yang gagangnya sudah patah setengah karena jatuh. Ban depan-belakangnya sudah tipis. Rantainya pun sudah longgar. Bila dikayuh, terasa tiga kali kayuhan baru bisa jalan. Walaupun begitu, sepeda ini sangat berarti bagiku. Sepeda butut ini telah menemani hari-hari ku menimba ilmu di University of Manchester, jalan-jalan keliling Manchester sampai ke Old Trafford, dan sekarang menjadi tunggangan ku setiap pagi kerja paruh waktu mengantar susu dan koran di City Centre, Manchester. Sebenarnya setiap kali menunggangi sepeda ini, pikiran ku tidak pernah tenang. Rasa was-was akan pecah ban selalu muncul dipikiranku. Selain karena bannya yang sudah tipis, juga karena disini tidak ada Ban Tubles. Bila pecah ban, cuma dua pilihannya; tambal sendiri atau beli ban yang baru. Sayangnya, aku tidak punya keahlian menambal ban. Sedangkan harga ban yang baru bisa sama dengan harga sebuah sepeda bekas. So, bagiku tidak ada pilihan selain berhati-hati. Ketika melewati jalan-jalan menuju City Centre yang banyak di penuhi mobil, aku pun harus mendayung ekstra cepat supaya tidak di klakson oleh bus-bus. Karena jalur sisi jalan sebenarnya untuk dilalui bus. Masih sedikit sekali jalur yang disiapkan khusus untuk sepeda. Namun demikian, momen-momen tersebut merupakan salah satu momen yang paling menyenangkan bagiku selama satu tahun studi di Manchester ini.
Itulah sebabnya mengapa ketika membaca halaman “My fun moment with Nissan Evalia”, aku tersenyum. Karena aku teringat dengan “My fun moments with Sepeda Butut ku :)”.
Nissan Evalia ku
"Seandainya Anda memiliki Nissan Evalia, apa yang akan Anda lakukan?"
Umm,.. dulu waktu aku masih duduk di Sekolah Dasar. Keluarga ku punya sebuah tradisi yang unik, yaitu piknik bersama-sama ke Pantai Panjang Bengkulu setiap hari lebaran. Biasanya, setiap selesai shalat Ied, aku langsung bertanya kepada ibuku,”Kapan kito ke pantai bu?” Pertanyaan ini selalu aku lontarkan karena momen-momen saat piknik ke pantai bersama keluarga itu sangat menyenangkan sekali dan tak terlupakan sampai sekarang aku sudah di negeri orang.
Jarak Pantai Panjang Bengkulu dengan rumahku tidaklah jauh. Bahkan, aku sering bermain dengan teman-temanku disana. Namun, suasana saat piknik bersama keluarga itu tidaklah bisa digantikan. Kami biasanya pergi piknik kepantai di hari lebaran kedua atau ketiga. Masing-masing keluarga dekat pergi ke pantai dengan membawa rantang makanan, tikar, minuman, kue, serta makanan-makanan lainnya. Berkumpul, duduk diatas tikar menghadap ke pantai. Canda, tawa dari ibuku, bibiku, pamanku, nenekku, dan yang lainnya tumpah ruah saat itu. Kami yang masih kecil-kecil saat itu berlari-larian di pantai, mengejar ombak, dan menangkap remis. Walaupun akhirnya kena marah oleh orang tua karena baju basah kuyup, kegembiraan tetap menghiasi wajah kami. Aku biasanya pulang dengan menenteng sandal dan baju yang sudah basah kuyup.
Saat itu kami tidak punya kendaraan apa-apa. Keluargaku, keluarga bibiku, dan keluarga-keluarga dekat ku yang lainnya pergi kepantai dengan menaiki angkot. Di waktu lebaran, apalagi lebaran kedua atau ketiga, angkot masih sulit dicari di jalan. Namun, dulu itu tidak pernah menjadi hambatan bagi kami untuk selalu berkumpul bersama di pantai sambil menyantap hidangan lebaran.
Tetapi, saat aku SMP, tradisi itu tidak pernah keluarga kami lakukan lagi. Aku tidak tahu apa yang menjadi penyebabnya. Aku punya keyakinan kalau tidak adanya kendaraan merupakan salah satu penyebabnya. Ditambah lagi, kredit-kredit motor saat itu sedang marak-maraknya. Bagi kami yang tidak punya kendaraan ini, percaya atau tidak, terkadang malu jalan kaki sementara orang lain memakai motor atau mobil. Tidak jarang, berdiam diri dirumah menjadi pilihan utama. Karena ongkos angkot juga tidak murah lagi mulai saat itu.
Tanpa terasa, hilangnya tradisi ini membuat kami tidak terlalu tahu kabar keluarga-keluarga kami yang lainnya. Mungkin aku masih kecil saat itu, tapi aku tahu kalau saat-saat piknik itu adalah saat-saat yang paling menyenangkan di waktu lebaran.
Jika aku memiliki Nissan Avelia, akan kuhidupkan kembali tradisi itu di dalam keluarga-keluargaku. Akan ku jemput satu persatu keluarga-keluargaku untuk piknik bersama ke pantai. Dengan kapasitas tempat duduk untuk 7 penumpang, aku bisa mangangkut 10 orang di dalam mobil Nissan Avelia. Yang masih anak-anaknya bisa di pangku. Dengan suasana kabinnya yang nyaman dan sejuk, tidak akan ada anggota keluargaku yang mabuk dan muntah. Mesin 1500 CC DOHC yang di pasang di Nissan Avelia merupakan jaminan kalau tidak akan ada bau mesin atau goyangan-goyangan yang terasa ketika mobil berjalan.
Barang-barang bawaan seperti tempat makan dan lain sebagainya bisa diletakkan di bagasinya. Karena bagasi Nissan Avelia bisa menampung sampai 590 kilo, aku tidak perlu khawatir barang-barang masuk dibawa ke dalam mobil memakan tempat duduk. Bila tidak selesai dalam satu kali angkutan, akan kuangkut bolak-balik agar semua keluarga-keluargaku dapat berkumpul semua di pantai di hari lebaran. Aku tidak perlu khawatir cepat kehabisan bahan bakar karena Nissan Avelia hemat bahan bakar. Ini juga berarti, walaupun menjemput bolak-balik keluarga untuk ke pantai, isi dompetku tidak akan jebol dengan membeli bahan bakar terus menerus.
Dengan demikian tidak akan ada lagi anggota keluargaku yang akan beralasan,”Kami tidak punya ongkos, kami tidak dapat angkot, dan seterusnya…” untuk dapat berpiknik bersama di pantai di hari lebaran.
Inilah cerita yang ingin kudapatkan bila Nissan Avelia benar-benar datang melengkapi hidupku. Bukan pujian ataupun uang yang aku inginkan. Melainkan, keceriaaan bersama keluarga ku karena kuyakin untuk tujuan itulah Nissan Avelia hadir :)
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H