[caption id="attachment_181899" align="alignnone" width="643" caption="Tour de Singkarak 2012 (Gambar diambil dari situs http://www.tourdesingkarak.com)"][/caption] Suka atau tak suka, mayoritas berita mengenai Indonesia yang disiarkan di luar negeri seringkali berupa berita tentang: 1) bencana alam, baik gunung api meletus, tanah longsor, gempa bumi hebat maupun tsunami; 2) kasus terorisme dan 3) kecelakaan alat transportasi masal seperti pesawat terbang dan kapal laut. Di bidang olahraga internasional, hampir tak ada berita tentang Indonesia, kecuali saat pemain sepakbola muda Indonesia dikontrak oleh klub Eropa, walaupun hanya klub tak terkenal atau klub yang lumayan terkenal tapi bermain di level juniornya. Ketika perhelatan balapan sepeda Tour de Singkarak 2012 diliput oleh situs berita seperti Cyclingnews.com dan Eurosport, sebagai orang Indonesia dan fans balap sepeda, saya ikutan senang. Inilah yang kita hendaki, memasukkan nama Indonesia dalam hal yang positif ke benak orang lain di luar Indonesia, dengan cara menyelenggarakan even olahraga internasional. Tour de Singkarak adalah media promosi bagi Indonesia, lebih spesifik lagi, bagi propinsi Sumatera Barat karena di sanalah balapan sepeda ini berlangsung. Rute-rute TdS melewati atraksi-atraksi wisata utama propinsi Sumbar, baik atraksi berupa hasil kebudayaan maupun keindahan alam. Atraksi wisata ini tidak hanya bisa dijual kepada orang asing, saya yakin juga bisa dijual kepada orang Indonesia, terutama para fans balap sepeda. Ada sebuah cara untuk mempromosikan TdS secara langsung kepada fans balap sepeda Indonesia, yaitu dengan menyelenggarakan "ciclotourism" atau sepeda wisata dengan mengambil rute TdS yang menarik/indah tapi tak terlalu berat. Tentu saja tak boleh berat karena yang hendak dibidik untuk ikut sepeda wisata ini bukanlah pembalap sepeda profesional atau semiprofesional, tapi hanya orang biasa yang ingin menjajal rute TdS. Jika pihak penyelenggara TdS berkenan, mereka bisa menyelenggarakan sepeda wisata untuk berbagai kategori, misal dewasa, pra-dewasa dan level junior. Jarak tempuh dan tingkat kesulitan tentu harus sesuai dengan kategorinya. Agar lebih menarik, penyelenggara juga bisa memberikan "doorprize" atau hadiah kepada para peserta. Target lain dari penyelenggaraan sepeda wisata dengan mengambil rute TdS adalah untuk menjaring bakat-bakat muda calon pembalap sepeda di masa depan. Walaupun hanya bernama "sepeda wisata" dan bukan balapan sungguhan, ketika ada hadiah yang diperebutkan, maka akan ada kompetisi di antara para peserta. Ketika seseorang bersedia masuk dalam sebuah kompetisi dan kemudian menjadi pemenang, maka sang pemenang layak untuk dipantau dan dilihat apakah memang berbakat dan memiliki minat menjadi pembalap sepeda sungguhan. Mudah-mudahan Tour de Singkarak makin besar di masa depan sehingga Sumatera Barat dan Indonesia akan makin dikenal. Semoga suatu saat nanti ada pembalap hebat dari Indonesia yang mampu menjadi pemenang di negara sendiri.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H