Mohon tunggu...
Rizki  Ihsan
Rizki Ihsan Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Review Buku: Normal is Boring

12 Januari 2017   21:30 Diperbarui: 12 Januari 2017   22:52 415
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Buku ini merupakan karangan dari Ibu Ira Lathief yang awalnya dirilis tahun 2012. Jika dilihat dari cover buku tersebut, buku ini kelihatan sederhana karena membicarakan tentang normal dan kebosanan. cover buku ini warna putih polos yang sangat identik tentang hal-hal yang netral. Maka warna putihnya yang sangat polos itu bermakna netral dan jika dilihat bahwa warna putih itu membosankan karena sudah menjadi dasarnya seluruh warna. Maka itulah kenapa warnanya putih dan polos. Sesuai dengan judulnya. Buku ini berisi 168 halaman.

Buku ini menceritakan bagaimana melakukan hal-hal yang tidak biasa atau bisa dikatakan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Buku ini mengajarkan kita untuk tidak takut mengekspresikan diri kita ketika kita memiliki keunikan dan keunggulan yang berbeda dari orang lain atau yang tidak dimiliki oleh orang lain. Buku ini intinya mengajari kita untuk berpikir kreatif.

Buku ini juga diisi oleh cerita-cerita dari pengalaman beberapa orang yang pernah ditemui oleh Ibu Ira. Sebut saja diantaranya adalah David Tan, Tukul Arwana, Sheridan Simove, Sriyono dan Joko Anwar.

Pertama menceritakan mengenai David Tan, seorang eksekutif muda di Malaysia melamar pacarnya dengan membuat iklan di billboard. "Saat Anda menyadari bahwa Hidup ini adalah sesuatu yang Luar Biasa, Anda tak akan ragu lagi melakukan hal-hal yang luar biasa dalam hidup ini, bahkan jika itu termasuk untuk menunjukkan rasa cinta."

Kedua menceritakan mengenai Tukul Arwana dan acara talkshow nya yang berjudul "Empat Mata" yang telah dibekukan oleh KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) karena terdapat sebuah episode yang dianggap menampilkan adegan yang "tidak senonoh". Maka itu, tim kreatif akhirnya mengubah nama acaranya dari "Empat Mata" menjadi 'Bukan Empat Mata' sehingga acaranya bisa di tayangkan lagi.

Ketiga menceritakan mengenai Sheridan Simove, seorang pria asal Inggris yang menunjukkan sebuah kreativitasnya. Ketika dia kehabisan ide untuk menulis buku, dia merilis buku yang berjudul "What Every Man Thinks About Apart From Sex" (Apa Yang Dipikir Oleh Setiap Pria Selain Seks) dengan 200 halaman yang kosong. Buku dia meraih kesuksesan dimana telah mengalahkan penjualan buku Harry Potter dan The Da Vinci Code di Amazon.com. Bukunya dibeli oleh banyak orang.

Keempat menceritakan mengenai aksi yang eksentrik oleh Sriyono. penjual kue bola yang berwarna merah jambu atau "pink" dan dia berjualan sambil membawa gerobak dengan sepedanya yang berwarna serba "pink" dimana itu warna kesukaan anaknya yang perempuan. Dia berharap bisa dilihat anaknya yang sudah lama dia tidak jumpai. Usahanya tidak sia-sia. Penjualan dagangannya sukses sehingga menarik perhatian banyak orang. Kini Sriyono sudah membuka usahanya berupa toko kue bola miliknya yang penataannya serba warna "pink"\

Keterakhir menceritakan mengenai sutradara ternama, Joko Anwar. Dia mulanya seorang jurnalis koran ternama yang berbahasa Inggris. Joko kerap sering melancarkan kritikan terhadap film-film lokal yang menurutnya tidak bagus sehingga banyak para sutradara dan produser yang membecinya. Salah satu produser dan sutradara film yaitu, Nia Dinata pernah menantang dia untuk menggarap sebuah film berdasarkan perspektifnya yang kerap mengkritik. Namun, dia berhasil sehingga film-film hasil karya dia telah sukses dipasaran dan meraih banyak penghargaan. Kini dia sudah dianggap sebagai salah satu sutradara papan atas Indonesia.

Buku ini sangat menginspirasikan kita untuk tidak takut untuk melakukan hal-hal yang tidak terpikirkan oleh orang lain. Hidup itu dinamis bukan statis. Jadi, cobalah untuk melakukan apa yang tidak bisa dilakukan oleh orang lain. Terlebih jika kelebihan yang kita punya dapat menolong kita untuk meraih rezeki yang kita harapkan layaknya sebuah karir. Saya sarankan untuk membeli buku ini jika kalian ingin belajar yang namanya berpikir "Out of the Box". #CreativeWriting

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun