Oleh : Annie Zulaikha
Kuterpaku dalam ragaku sendiri
Mengurai kegelisahan bertabur resah menjuntai
Awan-awan kelabu menyangga tetes menetes
Meraup asa, cita tentang-Nya
Kasih-Nya bisakah kutangkap dalam kegamangan?
Cinta-Nya bisakah kuraih dalam kericuhan?
Kutadabburi jiwa yang lengang oleh gemerlapnya bintang
Kuhanya ingin sederhana dalam kezuhudan
Mungkinkah?
Meraup hidayah tiada payah dengan keringanan tapak tangan menengadah
Terhanyut ...
Melavalah air mata
Jangan berhenti berderai, kataku
Menemani hati yang sedang berbisik adalah pengharapan
Alirannya mampu membasuh hati lara Memohon-mohon maghfiroh-Nya
Yah ... inilah titik-titik embun yang tertahan di bola mata
Rupa-rupa fana penuh intrik dan fatamorgana
Memenjarakan jiwa yang taat
Terpaku kembali pada kepongahan
Hati yang penuh dengan deru debu
Enyahlah seperti angin menyapu pasir-pasir di pesisir
Biarkan qolbu ini bertaut pada Sang Kekasih
Merapatkan segala bening hening rindu pada hidayah dan inayah-Nya
Terpaku ...
Terpaku pada lautan kasih sayang-Nya
Tangerang, 6 Oktober 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H