Oleh : Annie Zulaikha
Aku terduduk sendiri ...
Remang senja hampir membutakan mataku
Kuterpana menatap bayang tergopoh menghampiri
Kandas, pikirku
Jatuhlah koin tak berupa menyelinap di balik ubin berserakan
Aku beringsut
Datang kembali bayang tanpa nama dengan tergopoh menghampiri
Kembali ... dan lagi
Kuterhenyak menyudutkan tangan pada sehelai saku baju
Bergumam dan berkata lirih pada senja yang masih terpaku diam
Kandas, kataku lagi ...
Waktu tak berbasa basi
Ia begitu saja menyelinap masuk melalui ruang-ruang sepi sudut jalan ini
Kululuh
Hati tersudut menerima kuasa ini
Menyeringai pada tiap bayang datang dan pergi
Jangan kasihan padaku
Jangan menabur air mata padaku
Biarpun gaun tak berwarna
Biarpun kaki tak beralas
Biarpun tubuh lusuh menyapa
Biarpun, biarpun
Aku bukanlah peminta-minta
Tanpa keringat tak kuhalalkan jari jemari ini menengadah
Aku bukanlah pengemis
Mengais-ngais rizki tanpa tetes keringat berarti
Aku bukanlah pengemis
Tangerang, Agustus 2014
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H