"Huwaa.... huwaaa....Maak"
"Eh, kenapa Dek?" Aku menyapanya.
"Huwaa.... huwaaa..." dia makin mengeraskan suaranya.
Hah! Nih anak kenapa coba.Â
"Bu De, adek itu kenapa?" Tanyaku penasaran. Disapa, makin ngegas.
"Ah, biasa. Emang begitu." Bu De tidak memperhatikan tangisan anaknya.
"Huwaa... huwaaa..."Â
"Kenapa Dek?" Kembali kusapa adek itu.
"Udah jangan digubris. Lagi manja saja dia." Bu De memintaku untuk mengabaikan tangisan anak itu.
"Huwaa... huwaaa. Kakak itu." Eh, dia nunjuk-nunjuk ke arahku.
"Jangan bikin gara-gara." Bu De warung memarahi anaknya.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!