Aiih... pagi-pagi begini bunyi musik keroncong di perutku terdengar merdu sekali.Â
"Bu De. Nasi ramesnya satu bungkus ya" pintaku padanya.
"Sayurnya sama apa, Mbak e?"
"Sayur lodeh boleh. Lauknya sama telor ceplok saja."Â
"Oh. Sebentar ya."
Menunggu Bu De warung meracik makanan yang kupesan, berasa lama sekali.Â
Tugas kampus kemarin membuatku lupa untuk makan malam. Setelah semuanya beres, aku buru-buru tidur di ranjang. Sampai tidak sadar waktu menunjukkan jam empat menjelang subuh. Jam bekerku berdering kencang. Barulah aku tersadar. Aku belum makan malam.
Pagi-pagi sekali aku ke warung Bu De langgananku. Padahal pintunya saja belum dibuka. Aku sudah menunggu di depan rumahnya.Â
Bersyukurlah. Ketika Bu De membuka warungnya, makanan sudah siap tersaji.Â
Aku menyapu pandanganku ke arah makanan yang sudah terhidang di atas meja. Ada pisang goreng kesukaanku. Tergeletak di antara makanan itu. Wauw. Ada makanan favoritku nih. Tanpa berpikir panjang, kucomot satu penganan yang masih hangat-hangat kuku.
Tetiba saja ada anak kecil mojok di ruangan sempit menangis histeris. Dia memanggil ibunya.Â