Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Rumah Masa Depan

25 Agustus 2019   12:39 Diperbarui: 25 Agustus 2019   12:46 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: merdeka.com

Hari ini panas terik tak sebanding kemarin. Di bawah tubuh langit, bergelimpangan ruh ruh yang terpenjara di antara jeruji waktu dan ruang tanpa kendali. Ia terpapar. Terpapar sinaran matahari. Yang membara, menguliti sisa sisa nurani.  

Ada sebagiannya yang mengabu. Menjadi onggokan tanah tanah yang kering. Kerontang seperti tersiram bubuk mesiu. Ada lagi... Sebagian dari mereka tercabik, dalam hitam dan pekat kelabu awan yang menggantang. Terjerembab dalam kubangan yang ia buat sendiri. 

Usah menjadi singa yang mengaum jika hanya untuk menakuti binatang lainnya. Menjadikan warta untuk meninggikan pamor. Dengan menghembuskan nafas nafas ketidakpatutan. Paru paru kita jangan jangan sudah beralih fungsi.

Bahkan hanya di musim ini kemarau mendatangkan air bah dari segala penjuru. Bukan lagi embun atau tetesan air yang menyejukkan.

Padahal apa yang kita cari sebenarnya? Jika rumah masa depan sudah menanti kita di sana.

25 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun