Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Ketika Aku Sudah Tua

14 Agustus 2019   07:57 Diperbarui: 14 Agustus 2019   08:40 122
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tidak sebentar ternyata. Waktu yang merangkak lebih cepat dari bayanganku. Adalah ruh kita yang perlahan melapuk. Meninggalkan bekas jejak. Terlupa oleh deru denyut jantung yang terus berdegub.

Kala itu wajah wajah kita hanyalah potret manja. Remaja belia yang digulung asmara. Pada lekuk lekuk kotak dadu. Tersudut pada rindu cinta dan dilema.

Namun engkau. Lentera yang kau sulut telah melelehkan sebuah kebekuan. Air yang mengalir. Embun yang berbulir. Sungai yang meliuk. Hutan dengan rimbanya. Langit dengan wajah birunya. Lautan membentang. Bunga bunga tumbuh bermekaran.

Tentang kita yang dipacu rindu. Wajah yang tak lagi ranum. Cukuplah kita merekatkan hati. Genggaman tangan mengikat lebih erat. Sedekat hati kita yang terpaut kasih. Hingga sisa usia ini tak bisa kupintal lagi.

Biar.

Biar kukecup kening senja. Biar tersulur segala jejak janji janji. Tentang kita yang tak lagi muda. Usia ini makin renta. Masihkah kita saling menggenggam rasa? Semoga sehidup sesyurga.

#dituliskembali #5September2018

14 Agustus 2019

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun