Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Bulan Jatuh di Pangkuan (2)

20 Mei 2019   22:46 Diperbarui: 20 Mei 2019   23:42 61
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa ada gugusan bintang bintang. Awan menepikan percik cahayanya. Jatuh timbul dan kemudian tenggelam. Kembali dalam gelap yang paling gelap.

Kau datang dengan lisan berkrisan. Membawa sekantong lentera dan segenggam rasa. Kupigurakan ia dalam segenap jiwa.

Rembulan jatuh di pangkuan. Menyemak butir butir embun yang lintas di udara. Tak ada sesak. Tak ada rukhsah.

Ini perjalanan seorang musafir. Tuntaslah sudah.

Rembulan jatuh di pangkuan. Setelah ia singgah sebagai srigunting. Mewacana menjadi sansekerta. Ia kemudian bermutiara. Lantas kujumputi. Kutelaah dengan hikmah bermakna.

Rembulan jatuh di pangkuanku. Menumbuki riuh. Menyauh di pelabuhan di sebuah teluk.  Tak ada apa apa selain ilhami pituturmu itu. Sabdamu cintaku.

20 Mei 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun