Burung pipit terbang mengisi ruang ruang kosong. Mengitari angkasa. Bercericit menyapa angin dan setumpuk udara. Aku berada di kediaman sudut matanya.
Cakrawala kemudian membuka diri. Awan awan mengendap endap di bawah ketiak langit langit. Aku menatap kepaknya. Sayap sayapnya yang jauh. Lantas jatuh menukik diantara rumpun semak dan ilalang.
Terbanglah kembali. Mengelepak lebih lama. Lebih tinggi. Lebih jauh ke kedalaman mata angin yang berdesir.
Kutiti terik. Kutiti serik.
Menata letih.
Kutiupkan nyali. Di kerucut kalbu yang menciut. Kepada pipit yang bercericit. Kuterbangkan pena. Setelah jeda sekian waktu. Terseret dalam temu bayu yang sayu.
Terbanglah tinggi.
Ciputat, 23 Februari 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI