Mohon tunggu...
Cathaleya Soffa
Cathaleya Soffa Mohon Tunggu... Freelancer - Ibu Rumah Tangga

Bersyukur dan jalani saja hidup ini. Man jadda wa jadaa.

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Senja, Mata Air Surga dan Zauji

21 Februari 2019   18:01 Diperbarui: 26 Februari 2019   07:16 108
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kita. Adalah cercah cahaya yang berbeda pendarnya. Ujung dunia yang saling berlawanan. Namun memiliki daya juang untuk mengikat simbol simbol cinta yang halal. Kau cinta yang disematkan Tuhan. Tersembunyi di antara barisan siluet panjang. Rekah dibalik awan. Membias keperakan.

Kau menuntunku kepada pintu yang agung. Membukakan tirai demi tirai tabir. Pengikat cinta yang kita labuhkan bersama. Jauh sebelum Tuhan meniupkan ruh ruh kita menjadi janin. Aku masih menjelma debu. Menjelma bayangan biru. Legam di langit paling tinggi. 

Zauji. Di bahumu kini kusandarkan. Segala marwah. Rasa. Dan jingga di senja kali ini, baiklah kutuliskan rindu. Tanpa jeda. Kurapalkan segala doa. Biar kulangitkan. Bersama angin dan udara yang menguap.

Karena kau! Mata air surga. Sumber keteduhan. Kedamaian. Dan cinta tanpa gagu dan terbata bata.

Ciputat, 21 Februari 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun