Lihat dirimu. Diri kita.
Diri kita bagai bangkai. Aroma neraka diantara karbitan bara. Terbuat dari kepala kepala manusia. Lihat rupanya. Cium aromanya. Anyir dan getir.Â
Itulah mengapa Tuhan titipkan separuh pertanda. Karena memang sungai sungai itu tak lagi ricik. Tak ada lagi riyak. Apalagi tetes cahaya. Hanya gelap. Ternyata itu pertanda.
Tak usah berkilah untuk kesalahan yang pernah dilakukan. Apalagi berulah. Mencari pembenaran di atas kebenaran. Merugi. Tak ada baik baiknya.Â
Lihat dirimu. Lihat kita.
Seperti seonggok sampah. Tak berguna.
Cireundeu, 4 Februari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H