Setengah hari kita berjibaku. Tentang ruang yang berbeda. Tentang jarak yang tak sama. Tentang waktu yang berputar, masih saja tentang detik. Denting jarum jam yang meski sama. Namun di benak kita semesta itu berjeda. Sisa sisa kemarin kita tuangkan asa. Tak lebih. Berbeda alur dan lajurnya.
Kita ditarik oleh roda dunia. Kita diluruh oleh rona warna. Sekumpulan biru di langit yang cerah. Sekumpulan kelabu berdebu abu abu. Jingga melintas getas. Merah delima dalam sangkar emas. Tak akan membuat kita bisu.Â
Alam memberikan tanda. Sinyal kepada kita. Yang diberangkatkan oleh nurani. Mengenai pendar cahaya. Terlahir dari takdir. Diantara gugusan bintang bintang. Diantara serambi terik. Kubuka tirai. Kumulai merangkai.Â
Baiklah
Mari kita tumbuki sembilu. Dengan air bah yang menusuk. Dengan meniti kembali sungai sungai yang airnya jernih. Yang di dalamnya terdapat ganggang merah. Serta terumbu karang yang terkikis. Kitalah ombak kecil penuh debur.
Kita dalam kenang tawa yang tak kagi tersendat.Â
Tangerang, 31 Januari 2019
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI