Aku melewati hari. Tanpa meraupi rimbun teduh pelupukmu. Karena kita sedang merenda ruang dan jarak. Kita membekuki waktu tanpa rencana dan jejak. Â
Helai helai nanar rinduku pun terpilin. Menjadi gelembung gelembung sendu. Menjadi sengat terik yang memilu.
Apakah kau tahu, hujan semalam menitikkan saktah? Apakah kau tahu? Ia berkali jatuh. Ia berkali menderai. Ia berkali melumatkan tanah. Dengan haru dan deru.Â
Masih berjeda ternyata. Kita bergumul dengan musim penghujan.Â
Kemudian kita. Lagi. Mengemasi hati yang rentan. Olehmu. Kita yang tersekap rindu.
Malang, 16 Januari 2019
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H