Kuhadapkan pagi kepada jendela hati. Ketika sulur mentari masih berjibaku. Sudah kutanamkan tunas asa ke dalam hari. Hatiku berseru. Biru.
Waktu adalah geruduk simponi. Pagi adalah senandung kenari. Mereka sentuhan harmoni yang tersenyum bahagia. Dibanyak sinar pagi. Kuhirup ia sampai di kedalaman paru paru. Semoga berkah hari ini.
...
Lihat. Lihat hening itu mulai bercengkrama. Â Senyap yang santun. Sunyi sebagai tempat deru bersemayam. Nukilan kasih abadi , Tuhan berada di dalamnya.Â
Tatap teduh sinarnya. Pagi sunyi dan lenyi.
31 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H