Hujan yang landai serasa kuyu. Jatuh sayu di matamu yang jauh menyusuri jarak. Sejukkan saja dengan percikan wudhu.
Serpih serpih rinai menggebyar. Rintik rimis menggelepar. Bidukku basah. Di genting genting pun begitu, maka turunlah kepak lelap di sudut ekor retinaku.Â
Bisu yang mendoa...
Lantas angin membaca hatimu. Menelisik. Telusuri jejak apa saja yang tertinggal. Dari sorot pupilmu yang jauh.Â
Dari kisah kisah legenda hatimu yang ternyata hanya dipadati oleh deru debu.
Ciputat, 3 Desember 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H