Kutengok rembulan malam ini tidak penuh. Sayu pijarnya mengukir belahan bumiku. Terpasongku kepada nanar cahayanya. Setengahnya kita bernostalgia pada dua windu kemarin.
Pandangilah langit itu cerah. Dengan kumpulan mega mega putih. Bak kapas mengambang di lautan biru. Takjubku pada ciptaan Nya.Â
Keluarlah dari biduk kita, sebentar saja. Untuk memandangi panorama indah. Tanpa hilang tangan kita saling menggenggam.Â
Lihat... rembulan itu ada padamu.
Diantara riuh angin yang berdesir. Kau yang kusemogakan. Rembulan singgah di wajahmu. Aku merengkuhmu.
Ciputat, 21 November 2018
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H