Mohon tunggu...
Minardi Kusuma
Minardi Kusuma Mohon Tunggu... -

saya adalah anak desa

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Artikel Utama

Liputan Pelaksanaan Bersih Dusun di Dukuh Wiro Desa Wiro, Bayat, Klaten

16 April 2015   12:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:02 193
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
14291609031136682133

Pagi menjelang siang itu, dari kejauhan Wiro terdengar begitu ramai dan meriah. Banyak perantauan yang pulang kampung, banyak warga masak berbagai hidangan yang enak, banyak anak yang berkumpul melihat orang-orang yang jualan mainan. Benar saja, dukuh itu sedang mengadakan tasyakuran yang sering dinamakan Bersih Dusun.

Bersih Dusun merupakan salah satu tradisi yang masih dilestarikan oleh masyarakat Jawa. Upacara Bersih Dusun biasa dilakukan oleh suku atau bangsa yang memiliki corak agraris. Walaupun di daerah maritim atau daerah pantai juga mengadakan ucapan yang hampir sama namun dengan cara yang sedikit berbeda. Upacara di daerah agraris maupun daerah maritim mengandung nilai yang sama yaitu nilai kerohanian sebagai bentuk syukur kepada Tuhan. Masyarakat bersyukur kepada Tuhan atas segala Karunia yang diberikan selama ini, baik hasil pertanian untuk daerah agraris maupun hasil laut untuk daerah maritim.

Realitas di atas sangat dipengaruhi oleh kebudayaan Jawa  yang percaya adanya kekuatan di luar dirinya. Budaya Nusantara memiliki kepercayaan yang tinggi kepada hal-hal yang berbau gaib, seperti dayang, sing bahu-rekso, dedemit, pusaka, pohon besar dan lain-lain. Kepercayaan ini dapat dikatakan dengan kepercayaan asli manusia Jawa. Bahkan agama-agama yang hadir di Nusantara tidak mampu atau lebih tepatnya enggan untuk menghapus tradisi yang telah lama tumbuh dan berkembang di Nusantara. Namun nilai-nilainya berhasil digeser, jika zaman dinamisme-animisme sebagai pemujaan kepada roh-roh atau penunggu gaib menjadi bentuk rasa syukur dan permohonan kepada Tuhan. Saat ini Bersih Dusun atau Merti Dusun dikemas dalam bentuk dan sebagai sarana memajukan pembangunan. Termasuk didalamnya sebagi objek wisata, persatuan sosial dan pertumbuhan ekonomi.

Di Dukuh Wiro, pelaksanaan Bersih Dusun dilaksanakan setelah panen raya. Bertepatan dengan malam Jum’at Pon, tanggal 26 Maret 2015. Bersih Dusun selain sebagai tanda syukur kepada Tuhan juga sebagai penghormatan kepada Nyi Wiro Kusuma, seorang pelarian Majapahit yang menjadi cikal bakal Dukuh Wiro. Acara Bersih Dusun diawali dengan mengadakan rapat perencanaan dan penganggaran yang dilaksanaan beberapa bulan sebelumnya di rumah salah seorang warga. Setelah itu dilakukan kerja bakti mencari kayu bakar atau golek kayu untuk keperluan masak-memasak selama acara. Selanjutnya mendekati hari pelaksanaan dilakukan tarub atau memasang segala perlengkapan acara termasuk melakukan kebersihan dukuh. Malam sebelum acaranya diadakan malam midodareni di mana seluruh warga berkumpul di lokasi wayangan untuk mengadakan doa bersama. Pada hari pelaksanaan acara diawali kenduri di Masjid Al Islam Wiro yang merupakan Masjid Tiban sezaman dengan Masjid Agung Demak. Setelah pelaksanaan kenduri yang diikuti seluruh warga Dukuh Wiro, lalu diadakan jathilan yang dimainkan dari Jatinom, Klaten. Rangkaian acara diakhiri dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk dengan lakon Semar Bangun Gedhong Kencana oleh Ki Dalang Tomo Pandaya.

Bersih Dusun merupakan modal sosial yang memiliki nilai kearifan lokal yang tinggi. Hal itu seperti yang disampaikan Bapak Bupati Klaten dalam sambutannya yang dibacakan oleh Bapak Camat Bayat, Bapak Edi Purnomo, SE

“Di Klaten banyak terdapat kearifan lokal dan kesenian yang ada. Dalam bidang wayang, di Klaten banyak terdapat dalang muda yang berkualitas. Wayang merupakan warisan leluhur yang wajib dilestarikan karena memiliki nilai tuntunan dan juga tontonan. Yang pada awal mulanya dijadikan sebagai sarana dakwah oleh Para Walisongo, termasuk acara Bersih Dusun seperti ini. Di dalam Bersih Dusun terkandung nilai kegotong-royongan yang kuat. Sehingga antara wayang dengan bersih dusun diselenggarakan secara bersamaan, ini merupakan kombinasi yang kuat dalam menyukseskan pembangunan”

Merti Dusun bertujuan untuk menghaturkan rasa syukur kepada Allah SWT. Hal ini seperti yang disampaikan Bapak Aris Munandar, selaku Kepala Dukuh Wiro bahwa:

“Masyarakat Wiro sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Entah petani sawahan maupun tani pategalan (ladang). Telah menjadi tradisi masyarakat tani, bahwa Bersih Dusun yang dilaksanakan setelah panen raya itu merupakan persembahan rasa syukur kepada Allah SWT atas segala nikmat yang diberikan. Sekaligus juga doa agar ke depannya selalu diberikan kebaikan, baik pertaniannya maupun seluruh elemen masyarakatnya.”

Sedangkan pendanaannya murni dari swadaya masyarakat dan dibantu dari pihak-pihak lain. Kata Bapak Subari, S.Pd, selaku Ketua Panitia: “Acara Bersih Dusun terselenggara atas dukungan masyarakat Dukuh Wiro. Sumber pendanaan berasal dari iuran warga, sumbangan perantauan, sumbangan para donatur. Selain menyumbang dana, masyarakat tidak sedikit yang menyumbang tenaga, bahan makanan, pikiran dan lain-lain. Awalnya acara ini dikhawatirkan tidak sukses, karena setelah jathilan hujan turun sampai maghrib. Tapi Alhamdulillah setelah maghrib hujuan reda dan pengunjunggnya banyak. Karena di lokasi wayangan ada sekitar 100.an pedagang, kasihan jika mereka tidak laku.”

Disamping itu, kaum muda juga melakukan kegiatan ekonomi produktif. Kata Agus Ribawa, ST, selaku tokoh pemuda: “Muda/i mendapatkan manfaat dari acara ini, khususnya yang berkaitan dengan kewirausahaan. Muda/i membuat warung mie ayam dan bakso di dekat lokasi wayangan, menjual tempura dan sosis dan menjual es degang (kelapa muda). Kalau yang jual tempura dan es itu keliling dari lokasi kenduri ke jathilan dan akhirnya di wayangan. Syukur Alhamdulillah, laris manis semua, kahususnya es kepala muda yang kebetulan siangnya panas terik sehingga laku keras. Modalnya dari kas muda/i dan peralatannya sewa dari warga namun ada juga yang tidak mau dibayar alias dipinjami gratis.” katanya sambil tertawa.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun