Mohon tunggu...
Minardi Kusuma
Minardi Kusuma Mohon Tunggu... -

saya adalah anak desa

Selanjutnya

Tutup

Puisi Artikel Utama

Sungguh

24 Maret 2015   11:08 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:09 21
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kau tak perlu bertanya,

Kenapa aku sampai menangis seperti ini,

Kau tak perlu heran,

Kenapa aku begitu sedih seperti ini,

Sungguh,

Ketika kau menyebut nama itu,

Dadaku sangat berat, tanpa sadar air mataku menetes,

Karena aku sangat merindukannya,

Hatiku yang kotor ini,

Sangat merindukan dengan sebaik makhluk,

Kau lah cintaku, kau lah harapanku,

Kau lah Nabi Muhammad yang terpilih,

Kau lah obat, kau lah pembawa berkah

Sholawat dan Salam selalu untukmu,

Tiada kejahatan yang mendekat, tiada ketakutan yang mendekat,

Semua hanya ada keceriaan, karena Berkah darimu,

Akhlaknya mulai tak terlukiskan,

Beruntungnya mata-mata yang pernah memandangnya,

Habislah pujian para penyair untuk menyanjugnya,

Kau lah cintaku, kau lah harapanku.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun