inilah tanahku yang tak subur lagi,
rakyatnya pun beringas tak terkendali,
perang dingin atas dasar tidak-kedewasaan,
membabi-buta, menerjang, menerkam yang penting menang,
aku pun tak ingin terhanyut,
memiliki haluan sendiri yang merubah masa depan,
bergerilya, licin bagai belut dan menerjang menantang setan,
aku tak pernah diam liat ketidak-adilan,
aku anak kecil,
tetapi aku bagai pohon besar yang meneduhi sekitar,
atau semak belukar yang menjaga semut dan serangga,
selalu berbagi, memberi tapi bukan lilin,
aku anak kecil,
tetapi aku kencang ketika berteriak,
maka jangan kau paksa aku diam,
daripada ku persiapkan pemberontakan,
ibarat macan yang berhenti ketika melihat tikus lewat,
bukan takut tapi kasihan,
atau jika aku diam, maka hati-hatilah,
bisa jadi kau kan mati bentar lagi perlahan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H