Mohon tunggu...
Minan Nur Rochman
Minan Nur Rochman Mohon Tunggu... -

saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Hubungan Filsafat Manusia dengan Psikologi

9 April 2014   03:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:53 557
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Seperti yang kita ketahui psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang gejala-gejala kejiwaan. Ketika psikologi telah berdiri sendiri dari induknya yaitu filsafat mulailah muncul berbagai kesulitan, Karena salah satu tuntutan ilmu pengetahuan adalah hal-hal yang dipelajari haruslah dapat dibuktikan secara konkret.

Akan tetapi untuk menunjukkan jiwa adalah sesuatu yang nyata itu tidak mungkin, karena tidak ada alat yang mampu yang mengukur atau menghitung jiwa. Dengan adanya hal tersebut maka para pakar psikologi memikirkan definisi lain untuk psikologi.

Karena psikologi tidak hanya mengenal manusia sebagai individu akan tetapi juga dalam kelompok dan macam-macam tingkah lakunya secara keseluruhan. Dari hal tersebut para pakar psikologi memberikan definisi baru yaitu psikologi adalah ilmu yang mempelajari tentang tingkah laku manusia.

Pengertian dari “tingkah laku” sudah memberikan gambar yang nyata, karena tingkah laku dapat dibuktikan dan bisa diukur dengan sesuatu hal yang objektif. Sedangkan tingkah dalam psikologi bukan berarti tingkah laku itu sendiri akan tetapi juga meliputi existensi, dari tingkah laku tersebut.

Existensi tersebur memiliki efek permanen pada tubuh tersebut, karena tingkah laku yang dilakukan secara berulang-ulang sehingga memiliki bekas yang ada di tubuh, seperti halnya seseorang yang sering tertawa, maka akan timbul bekas di wajahnya yang menandakan bahwa dia adalah periang.

Filsafat adalah hasil akal manusia yang mencari dan memikirkan suatu kebenaran dengan sedalam-dalamnya. Dalam penyelidikannya filsaafat berangkat dari apa yang dialami manusia, karena tidak ada ilmu penegtahuan jika hal tersebut tidak dapat di indra.

Filsafat memerlukan data dari ilmu, jika ahli filsafat manusia hendak meneliti manusia, dia harus mengetahui apa saja hal-hal yang berhubungan dengan manusia. Dalam hal ini, psikologi akan menolong filsafat dengan hasil penelitiannya. Karena kesimpulan filsafat akan menemui kecacatan jika dia tidak menggunakan psikologi.

Hubungan antara fisafat manusia dengan psikologi itu adalah seperti pertanyaan dan jawaban. Filsafat itu bertanya tentang suatu jawaban sedangkan psikologi memberikan jawaban atas pertanyaan filsafat.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun