Mohon tunggu...
Minan Nur Rochman
Minan Nur Rochman Mohon Tunggu... -

saya suka menulis

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Apa Sih Konflik Itu?

21 Mei 2014   07:07 Diperbarui: 23 Juni 2015   22:17 158
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Siapa sih yang tidak tahu dengan yang namanya konflik?. Pasti semua orang tahu yang namanya konflik, setidaknya atau minimalnya mereka pernah mendengar istilah yang bernama konflik. Entah mereka mengetahuinya secara langsung atau tidak langsung.

Kita bisa menemukan yang namanya konflik di setiap tempat dan keadaan, karena konflik tidak bisa hilang kecuali masyarakat atau komunitas yang sedang memiliki konflik tersebut juga ikut hilang alias ikut punah.

Tidak ada masyarakat atau komunitas yang tidak memiliki konflik, pasti mereka memiliki konflik. Karena konflik itu sendiri disebabkan oleh adanya perbedaan sudut pandang dari masing-masing elemen yang ada dalam masyarakat atau komunitas tersebut.

Sebagian orang mungkin berfikir bahwa konflik pasti menjurus pada hal-hal yang bersifat negativ, akan tetapi hal itu tidak benar. Karena tidak semua yang namanya konflik itu menghasilkan hal-hal yang bersifat negativ, karena konflik juga bisa membawa hal-hal yang bersifat positif.

Menurut Pandangan Hubungan Manusia (The Human Relation View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi. Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota. Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.

Menurut Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik. Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi. Cenderung akan menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif. Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.

Dari kedua pandangan diatas yang Pro dengan konflik bisa di ambil kesimpulan bahwa konflik juga memiliki sebuah peran dalam masyarakat atau komunitas atau organisasi untuk membangun dan memberi stimulus agar suatu organisasi atau masyarakat bisa maju dan berkembang. Akan tetapi konflik tersebut masih dalam batasan wajar dan bersifat konstruktif.

Akan tetapi itu semua kembali pada diri individu masing-masing, jika mereka mempersepsikan konflik sebagai suatu hal yang bersifat negativ maka itulah yang mereka dapatkan, tapi jika mereka mempersepsikan konflik sebagai suatu hal yang menuju kepada perubahan yang positiv maka mereka akan mendapatkannya.

Setelah mereka berpegang dengan apa yang mereka persepsikan tentang yang namanya konflik, mereka akan memberikan respons sesuai dengan apa yang mereka persepsikan sebelumnya. Jika yang mereka persepsikan bahwa konflik itu member dampak negative mereka akan bersifat menolak dan pasti akan mencari cara bagaimana cara agar tidak muncul konflik.

Akan tetapi hal itu berlaku sebaliknya bagi mereka yang bersikap Pro atau menerima dan memilik persepsi positif dalam menyikapi sebuah konflik yang dalam catatan bahwa konflik tersebut masih dalam batas minimal maka mereka pasti akan tetap memunculkan yang namanya konflik (dalam batas wajar dan bisa di kontrol).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun