1. Subyektivitas Penilaian
Alat evaluasi non-tes sering kali lebih subyektif daripada tes standar, karena penilaian bergantung pada penilaian guru atau evaluator. Hal ini dapat menyebabkan perbedaan dalam penilaian antara satu guru dengan guru lainnya.
2. Waktu dan Tenaga
 Persiapan dan penilaian alat evaluasi non-tes dapat membutuhkan lebih banyak waktu dan tenaga daripada tes tertulis. Guru perlu menghabiskan waktu untuk merencanakan proyek, memantau kemajuan siswa, dan memberikan umpan balik yang terperinci.
3. Kesulitan dalam Standarisasi
 Memastikan konsistensi dan standar yang sama dalam menilai proyek atau portofolio dari siswa yang berbeda dapat menjadi tantangan. Hal ini memerlukan pengembangan rubrik yang jelas dan kriteria penilaian yang terukur.
Kesimpulan
Meskipun memiliki tantangan tersendiri, alat evaluasi non-tes menawarkan pendekatan yang holistik dan relevan dalam menilai kemampuan siswa. Dengan memberikan ruang bagi kreativitas, keterampilan praktis, dan umpan balik yang berarti, alat evaluasi non-tes dapat membantu mempersiapkan siswa untuk menghadapi tantangan dunia nyata. Sebagai pendidik, penting bagi kita untuk mempertimbangkan berbagai jenis evaluasi agar dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang bermakna dan memadai bagi setiap siswa.
Kelompok 5
- Mina Siti Amaliah 1212020147
- Muhammad Arief Fadhilah 1212020150
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H